Porostimur.com, Den Haag – Perdana Menteri Belanda Mark Rutte memutuskan keluar dari dunia politik setelah hampir 13 tahun berkuasa. Pengumuman yang disampaikan Rutte pada Senin kemarin ini mengejutkan banyak pihak karena dirinya merupakan pemimpin terlama dalam sejarah Belanda.
Dijuluki “Teflon Mark” karena pernah selamat dari sejumlah skandal di empat pemerintahan, pemimpin kanan-tengah itu mengatakan dirinya akan mengundurkan diri setelah pemilihan umum mendatang, yang dipicu keruntuhan koalisinya dalam perselisihan tentang kebijakan suaka.
Pemimpin terlama kedua Uni Eropa setelah Viktor Orban dari Hongaria itu secara luas diperkirakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima dalam pemilu Belanda di musim gugur tahun ini. Tetapi Rutte mengejutkan anggota parlemen dengan pengumuman terbarunya.
“Saya merasa baik-baik saja, tetapi tentu saja, ini adalah momen penting bagi saya secara pribadi,” kata Rutte, 56 tahun, kepada kantor berita AFP setelah meninggalkan parlemen.
PM Rutte yang rutin mengendarai sepeda dan hidup bersahaja itu telah membawa Belanda melewati pergolakan ekonomi dan pandemi Covid-19 sejak 2010, dengan mengandalkan citra “Tuan Normal” untuk menarik pemilih.
Ia juga seorang pendukung Eropa, yang membuat marah beberapa negara selatan dengan sikap kerasnya terhadap dana talangan tetapi mendapat simpati atas dukungannya terhadap Ukraina.