Ada Pungutan Uang 3 Bulan Pertama, Ini Kata Kepsek SMK Negeri 1 Ambon

oleh -111 views

Porostimur.com | Ambon: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Ambon mempunyai kebijakan lain yaitu adanya pembayaran uang tiga bulan pertama.

Pembayaran uang tiga bulan pertama di SMK Negeri 1 Ambon merupakan sumbangan orang tua kepada sekolah melalui kesepakatan antara pihak sekolah dan orang tua siswa.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Negeri 1 Ambon, Simon Sahusilawane kepada wartawan Porostimur.com, Selasa (29/6/2021).

Simon menjelaskan terkait uang tiga bulan pertama yang setiap bulannya sebesar Rp. 110.000 itu, bukanlah uang pembayaran komite tetapi uang tersebut adalah sumbangan orang tua kepada sekolah.

“Itu bukan pembayaran uang komite tapi itu adalah sumbangan yaitu komitmen para orang tua dan pengurus komite sekolah, kesepakatan antara orang tua dengan pihak sekolah dan dana tersebut, seluruh proses pembiayaannya di luar dana BOS”, ungkapnya.

Simon mengatakan, bahwa nantinya sumbangan tersebut akan digunakan untuk kesejahteraan guru, karena pada saat dirinya menjabat sebagai Kepsek sejak tanggal 3 Maret 2021, dana BOS di sekolah tersebut Rp.0 dengan uang komite Rp.32.000.000 per bulannya, sedangkan tunjangan guru Rp.60.500.000 per bulannya.

Menurutnya, sumbangan pendidikan tersebut tidak akan menghambat siswa di sekolah, karena sumbangan itu dipisahkan dengan uang komite sekolah.

“Setiap anak memiliki hak karena negara telah memberikan melalui dana BOS. Jadi bagi orang tua yang tidak melunasi sumbangan, hal itu adalah urusan sekolah dengan orang tua yang bersangkutan tanpa melibatkan anak. Jadi kami hanya meminta komitmen orang tua terhadap hal itu karena banyak masalah yang harus diselesaikan dengan dana tersebut”, pungkasnya.

Kepala SMK Negeri 1 Ambon, Simon Sahusilawane

Ditanya terkait pendaftaran bagi siswa baru, Kepsek menjelaskan, bahwa SMK Negeri 1 Ambon membuka pendaftaran secara online dan offline, yang dibuka dari tanggal 7 Juni 2021 sampai tanggal 13 Juni 2021.

“Untuk penerimaan siswa baru ada dua sistem yaitu online dan offline, karena ternyata cuma 20 siswa saja yang mendaftar secara online, sisanya itu langsung datang di sekolah untuk melakukan pendaftaran”, ujarnya.

Untuk siswa baru, dirinya menjelaskan bahwa pihak sekolah juga menggunakan sistem zonasi seperti, siswa yang didekat rumahnya ada sekolah SMK atau SMA lain, maka harus mendaftar ke sekolah yang dekat dengan tempat tinggal mereka tersebut.

Simon menambahkan, SMK berbeda dengan SMA pada umumnya, karena SMK merupakan sekolah kejuruan sehingga bagi siswa yang memiliki minat di jurusan-jurusan tertentu, misalnya jika siswa tersebut memiliki minat dijurusan manajemen dan mau mendaftar di SMK Negeri 1 Ambon akan dipersilahkan, tapi sebelumnya mereka akan diarahkan terlebih dahulu ke SMK terdekat dari tempat tinggal mereka, tentunya dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan dan surat keterangan lulus dari sekolah.

Terkait jumlah siswa yang telah mendaftar di SMK Negeri 1 Ambon, Simon menuturkan, sejauh ini siswa baru yang telah mendaftar sebanyak 352 siswa, namun jumlah ini akan diverifikasi kembali.

“Data ini masih belum pasti karena akan diadakan pendataan ulang untuk memverifikasi siswa yang betul-betul memilih SMK negeri 1 Ambon, karena ada beberapa siswa yang mempunyai beberapa pilihan sekolah saat mendaftar. Jadi bagi siswa yang lulus dan memilih di SMA atau SMK lainnya, maka data dari 352 tersebut akan berkurang”, tutupnya. (nur)