Oleh: Yusuf Blegur, Kolumnis
Rezim kekuasaan, pemilik modal dan ternak-ternak oligarki merasa telah menguasai seluruh tanah air. Tinggal selangkah lagi, mampukah benalu-benalu negara itu membeli rahmat Allah selaku pemilik Indonesia yang sebenarnya?.
Seketika rakyat begitu antusias dan penuh euforia menyambut deklarasi pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Publik langsung mengganjarnya dengan julukan pasangan AMIN (Anies-Muhaimin). Bersama partai Nasdem, PKS, PKB dan partai Umat yang mengusungnya, Anies dan Gus Imin seperti merepresentasikan pertemuan dua arus besar kekuatan politik di Indonesia. Tak ubahnya pertemuan aliran politik dan aliran ideologi, satunya nasionalis yang lainnya religius. Pasangan AMIN juga menggambarkan keselarasan dua figur dengan latar intelektual dan santri.
Pasangan Anies-Gus Imin telah digariskan Allah menghubungkan kekuatan umat Islam perkotaan dan umat Islam pedesaan. Magnit Anies dan Gus Imin membuat bertemunya perspektif Islam kultural dan Islam struktural. Dengan kolaborasi partai Nasdem, PKS, PKB dan partai Umat, capres-cawapres Anies dan Gus Imin bukan hanya menghimpun kekuatan nasionalis, lebih dari itu menyatukan NU dan Muhamadiyah serta ormas Islam besar lainnya. Kebangkitan nasionalis dan Islam mulai kentara pada kontestasi pilpres 2024 melalui figur Anies dan Gus Imin. Ya, pasangan Anies-Gus Imin telah menjadi anugerah buat rakyat Indonesia, mengatasi kebuntuan politik dan solusi atas krisis multidimensi negara bangsa Indonesia.