“Nah karena itu berbagai upaya kita lakukan, sistem pencegahan dini salah satunya dengan memberikan ruang yang cukup kepada masyarakat untuk berkomunikasi dengan pemerintah. Karena komunikasi merupakan salah satu strategi kita untuk meminimalisir potensi konflik,” tandasnya.
Sehingga dirinya berharap dengan dilaunching aplikasi ini tentu dapat berjalan dengan baik, dan tentunya memiliki manfaat bagi masyarakat kota ini, guna meminimalisir potensi konflik yang dipicu lantaran kurang adanya komunikasi yang baik antar masyarakat dengan pemerintah, dan antara masyarakat dengan masyarakat.
“Si Petani Pelik dan Si Marinyo ini diharapkan pada waktunya akan dapat menjadi solusi bagi kita untuk meminimalisir potensi konflik di kota Ambon yang menurut kami berpotensi karena tercipta segregasi dalam kehidupan masyarakat di Kota Ambon,” harap, Wattimena.
Sementara itu, Kadis Kominfo dan Persandian, Joy Adriaansz selaku Reformer proyek Perubahan mengungkapkan aplikasi ini sengaja didesain untuk melakukan integrasi dari langkah-langkah yang sudah dilaksanakan dan nantiya di tahun depan kita mulai bentuk kelompok informasi masyarakat di desa negeri yakni Marinyo.
“Dengan menggunakan analitik intelegensi si marinyo ini akan mendeteksi semua berita-berita secara online, dengan menggunakan mesin dengan kita juga bisa melihat seluruh postingan pada media sosial yang terindikasi dapat menimbulkan konflik,” bebernya.