Andai Kota-Kota itu Bernyawa, Tak Cukup Transformasi 40 Kota

oleh -84 views

Nyawa kota kudu berkelanjutan. Kesehatan warganya adalah aset kota. Postulat WHO, ‘The most important asset of any city is the health of its people..’. Eureka, semua kota kudu dilayakkan, apapun jenis dan tipenya, bukan hanya 40 kota saja. Menjadikan kota-kota yang berkecukupan oksigen, air, tanah, dan bernyawa –yang menghidup-hidupkan organisme kota yang memanusiakan manusia. Menjadi kota manusia yang berkelanjutan.

Dalil yang mengembangkan 40 kota berkelanjutan, ahaa: itu transformasi kebijakan negara yang menghentak. Juga bijak, menjawab keadaan kota rentan dengan transformasi kota; sinomim dari perubahan. Sebagai efek kejut pentingnya tranformasi pengembangan kota yang memanusiakan warganya. Walaupun kota bukan hanya untuk kota. Tapi, membangun kota untuk manusia.

Baca Juga  RSUP Leimena Ambon kini Bisa Tangani Bedah Toraks Kardiovaskular

Itu keniscayaan zaman, sejurus dengan kebutuhan dasar yang humanis, merawat nyawa juncto kehidupan bermakna; bukan dituding keganjilan. Malah, itu hal ikhwal yang konstitusional jika hendak menakwil hak setiap orang bertempat tinggal dengan lingkungan yang sehat versi Pasal 28H ayat (1) UUD 1945. Ketiga komponen utama itu: orang (makhluk hidup), tempat tinggal, dan lingkungan sehat, bersenyawa menjadi hunian mengkota yang layak huni. Ijinkan saya nekat menyebutnya konstitusi perkotaan.

No More Posts Available.

No more pages to load.