Porostimur.com, Ternate – Multiverse, grup band asal Halmahera Selatan membawa pesan kampanye “stop pertambangan” dalam event Dari Timur Bersuara Fast 5.0.
Dalam lirik-lirik lagu yang dibawakan, Multiverse menuangkan kegelisahan mereka terhadap isu pertambangan yang akhir-akhir ini menjadi persoalan, seperti tercemarnya Goa Bokimaruru dan sungai Sagea di Kabupaten Halmahera Tengah.
Gitaris Multiverse Rizky Tarafanur menyampaikan, judul lagu “pulang” yang dibawakan dalam event Dari Tumur Bersuara, bercerita tentang bagaimana merespon soal rasisme dan mengkampanyekan isu-isu keterbelakangan serta diskriminasi.
“Jadi lagu Pulanglah menjadi bagian dari kita merespon isu-isu sosial yang ada di masyarakat dan melekat dengan kita,” ucap Rizki, Selasa (5/9/2023).
“Lagu pulanglah itu, merupakan judul lagu yang menjadi kegelisahan kami, ketika masih di Jogja. Dan pada akhirnya, kami harus kembali pulang melihat kampungnya sendiri, dan kita harus pulang dan membangun serta berbuat untuk negeri sendiri,” imbuhnya.
Rizki bilang, di akhir lagu yang dibawakan di panggung Dari Timur Bersuara, Multiverse menitipkan pesan terhadap persoalan isu ekologi lingkungan di Halmahera, terutama “Save Sagea dan Save Obi”.
“Kita meilihat masyarakat Obi dan Sagea kehilangan hak atas tanah, karena kehadiran tambang. Tak hanya itu, mereka kehilangan mata pencarian di laut, akibat limbah pabrik yang merusak ekosistem laut. Begitu juga dengan Sagea seperti Bokimaruru yang kehilangan air bersihnya.” papar Rizky Tarafanur.
“Padahal, air di Bokimaruru itu adalah sumber utama dari kehidupan masyarakat Sagea yang saat ini, sudah tercemar limbah akibat aktivitas pertambangan,” tegasnya.
Rizky menambahkan, penampilan Multiverse di panggung Dari Timur Bersuara merupakn komitmen mereka yang ingin bersuara. Bukan hanya soal musik yang disuarakan, tetapi juga termasuk menyuarakan pesan-pesan sosial.
“Seperti pesan kami waktu itu, tetap menyala dan merespon isu-isu sosial yang merugikan masyarakat,’’ tukasnya.
Multivers sendiri, kata Rizki, adalah band yang lahir dari beberapa proses perjalanan anak muda yang berada Bacan.
“Kalau saya sendiri, Rizki (Gitar 2), Bang Mit (gitar 1), Adi (Bass), Jen (Vokal), Barker (Drum), dan Gib sebagai musikalisasi puisi. Berangkat dari sana, band ini lahir ini dan mendirikan sebuah komunitas, karena kami melihat bahwa di Bacan, apresiasi terhadap seni itu kurang. Akhirnya, kami membangun gerakan komunitas, termasuk di dalamnya beragam gendre yang tampilkan,” cerita Rizki.
Untuk diketahui, Band Mutliverse baru berdiri di tahun 2023, berangkat dari kegelisahan atas minim apresiasi seni di Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan. (Mansyur Armain)
Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News