Seorang wartawan Reuters yang berada di dekat lokasi kejadian mengatakan mendengar ledakan sekitar pukul 7 malam, tepat setelah misa Katolik sore hari. Ledakan diikuti dengan suara tembakan.
Juru bicara polisi Nasson Murara mengatakan bahwa petugas menembakkan peluru tajam untuk membubarkan massa yang marah. Massa berusaha menghalangi penyelidik mengakses lokasi ledakan. Namun tak ada massa yang terluka.
Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan puluhan kursi hijau berserakan di jalan, beberapa meleleh atau membara akibat bom bunuh diri. Setidaknya empat mayat, termasuk seorang gadis kecil, terlihat di antara reruntuhan.
Kampanye gabungan Kongo dan Uganda, yang diluncurkan pada 30 November, telah merencanakan untuk menargetkan empat kamp ADF. Dua di antara kamp ADF itu terleta di daerah Beni, menurut seorang jenderal Uganda awal bulan ini.
Beni diguncang dua ledakan pada bulan Juni di sebuah gereja Katolik dan di persimpangan jalan yang sibuk. Tidak ada yang tewas dalam kedua ledakan kecuali tersangka pembom. Ia tewas oleh ledakan kedua.
(akib/tempo)