Porostimur.com, Ternate – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku Utara berada dalam posisi dilematis. Rencana mereka untuk bertemu tiga paslon peserta pilkada ditentang sejumlah tokoh muslim di daerah ini.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku Utara sedang berupaya menggelar pertemuan dengan 3 pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur lainnya.
Rencana pertemuan itu dilakukan menyusul adanya pertemuan antara MUI dengan calon Gubernur Sherly Tjoanda beberapa waktu lalu yang ditanggapi umat Islam sebagai pertemuan “terlarang”.
Niat MUI Malut itu, ditentang sejumlah tokoh Islam yang meminta paslon nomor urut 1 Husain Alting-Asrul Rasyid Ichsan, paslon nomor urut 2 Aliong Mus-Sahril Thaher dan paslon nomor urut 3 MK-BISA agar menolak niat MUI Malut itu.
Sekretaris Umum Ikatan Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) Provinsi Maluku Utara Salim Khalik, menilai MUI Malut telah partisan dan bukan lagi wadah penjaga akidah.
“Saya tidak setuju tiga calon gubernur ditemui MUI karena mereka sudah jadi partisan kandidat tertentu. Bukan lagi sebagai wadah penjaga akidah umat,” tegas Salim Khalik.
Salim Khalik menuding rencana Samlan cs itu hanya upaya cuci tangan untuk mencari simpatik umat Islam.