Oleh: Agung Nugroho, Deputi Disabilitas Timnas AMIN dan Presidium Perhimpunan Aktivis 98
Pilpres 2024 memasuki tahap akhir masa kampanye sebelum rakyat Indonesia menentukan pilihannya pada 14 Februari 2024 mendatang.
Ada suasana yang terulang di Pilpres 2024 ini, yaitu suasana yang mirip dengan Pilkada DKI 2017. Di mana Anies saat itu sama sekali tidak diperhitungkan lolos putaran kedua oleh mayoritas lembaga survey.
Sejak pertengahan November 2016, enam kali survei oleh enam lembaga menunjukkan hasil yang konsisten bahwa Anies selalu di nomor buncit. Bahkan dalam survei terakhir yang dirilis LSI sebulan jelang pencoblosan Anies-Sandi bukan saja tetap nomor buncit. Namun selisih dukungannya dibanding Ahok, apalagi Agus, semakin jauh.
Dalam survei LSI, elektabilitas pasangan Anies-Sandi hanya 21,4 persen. Sementara pasangan petahana Ahok-Djarot di angka 32,6 persen dan pasangan Agus di angka 36,7 persen.
Ada yang tak tersentuh oleh lembaga survey yaitu keinginan besar warga DKI yang menginginkan perubahan di DKI, di kotak suara pada putaran pertama, warga DKI melakukan perlawanan untuk menjungkirbalikan hasil survey lembaga survey yang diindikasikan lebih memihak ke Ahok dengan memilih Anies sebagai gubernur harapan baru.