Porosrtimur.com, Gowa – Sebuah yayasan pendidikan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan mendadak viral karena diduga mengajarkan ajaran sesat. Pimpinannya diduga mengharamkan pengikutnya yang masih remaja untuk memakan daging, ikan dan meminum susu.
Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan setara dengan sekolah menengah pertama itu berada di Kampung Butta Ejaya, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.
Yayasan pendidikan bernama Nur Mutiara Makrifatullah ini mendadak viral, karena diduga mengajarkan ajaran sesat, seluruh siswa berusia remaja yang menjadi pengikut diduga tidak dianjurkan untuk melaksanakan shalat lima waktu.
Selain diduga tidak mewajibkan pengikutnya shalat, pimpinan yayasan bahkan melarang siswanya untuk memakan daging, ikan serta minum susu.
Aliran bak kesucian ini telah didirikan sejak tahun 2019 lalu dan dibangun di lahan seluas seribu meter persegi, yayasan inipun memiliki kurang lebih seratus orang siswa atau pengikut yang hanya memberikan pendidikan paling lama tiga tahun.
Pimpinan Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah aliran bak kesucian , Wayan Hadi Kesumo berdalih, jika dirinya tidak melarang siswanya untuk melaksanakan shalat lima waktu, makan daging dan ikan.
“Mana buktinya saya menyatakan demikian, itukan tuduhan tidak berdasar, datanya tidak valid,” katanya kepada wartawan.
Wayang juga mengaku, dirinya tidak tahu awal mula tuduhan mengajarkan aliran sesat. Dia mengatakan, tuduhan sesat terhadap yayasannya datang dari MUI dan Kementerian Agama setempat.
Padahal, kedua lembaga itu belum menemui dirinya untuk melakukan klarifikasi soal pelarangan melaksanakan salat lima waktu.
“Belum ada pihak dari MUI baik dari Sulsel maupun dari Gowa yang datang ke sini (yayasan) untuk menanyakan langsung ke saya. Mereka hanya datang diam-diam mengambil foto lalu memasangnya di media sosial dengan tulisan aliran sesat,” kata Wayang, Selasa (3/1/2023).
Wayang pun kembali menegaskan dirinya merupakan korban postingan media sosial. “Saya ini korban dari media sosial. Saya tidak tahu kedatangan MUI ke sini. Saya hanya lihat di TV ada orang MUI datang lalu katanya investigasi,” ucapnya.
Terkait hal itu, Wayang mengaku untuk sementara akan menutup yayasan yang telah didirikan sejak 1996 lalu.
Kepala Kantor Kemenag Gowa, Amiruddin mengakui belum ada petugasnya yang datang langsung ke Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah.
Dia mengatakan, Kemenag Gowa baru menyusun rencana untuk melakukan koordinasi dan pertemuan dengan pihak yayasan. “Belum. Kita baru mau ke sana (yayasan) untuk klarifikasi dan investigasi,” katanya.
Hingga kini pihak MUI Sulsel masih bekerja sama pemerintah setempat dan penegak hukum untuk melakukan pendalaman terhadap yayasan yang diduga telah mengajarkan ajaran sesat.
(red/sindonews)