Dua Puisi Nuriman Bayan

oleh -42 views

DI ATAS LAUT GEMAF

Di atas laut Gemaf aku memandang ke darat. Gunung-gunung seperti kepala ibu yang digunduli. Langit hilang rupa, hilang warna, sementara asap dari mulut-mulut besi terus mengepul.

Kucelupkan tanganku ke laut, kukira air sehangat hatimu, ibu, padahal lebih panas tubuhku yang dikecup-kecup matahari.

Di bawah langit Gemaf yang menghitam aku pergi dan berharap hujan tak sekejam keinginanku. Sebab Halmahera juga masih kepunyaanku.

Ternate, 2021.

========

SEPASANG MATA

Aku teringat mata ibumu yang sayu, mata ayahmu yang kuyu.

Kita pergi dan aku rasa seperti berlayar di mata mereka.

Mata yang bertahun-tahun jadi saksi, asap mengepul lalu beterbangan, angin memukul lalu pecah kiri kanan.

Baca Juga  5 Keutamaan Malam Lailatul Qadar: Diampuni Dosa dan Setara Beribadah 83 Tahun

Mata ibumu adalah kebun dan dapur yang tabah dan lapang. Mata ayahmu adalah lautan dan perahu yang tabah dan lelah.

Aku rasa kita sedang berlayar di mata mereka, nasib membawa kita jauh ke tepian. Hanya suara ombak yang kudengar terus bergemuruh, di kepala dan dada kita.

Ternate, 2021.

=====

No More Posts Available.

No more pages to load.