Oleh: Dyah Pramatti, Jurnalis
Apa yang salah dari kecurangan pemilu tahun ini? Sampai-sampai semua elemen masyarakat, mulai dari pengamat, pakar, aktivis, tokoh agama, budayawan hingga para akademisi turun ke jalan. Satu suara. Makzulkan Jokowi sekarang juga atau menuntut pemilu diulang dengan slogan ‘Pemilu tanpa Gibran’.
Gerakan massa aksi ini pun tak luput diikuti oleh sekumpulan rakyat kecil di pinggir jalan rel kereta di ujung sana. Kaum Lumpenproletar ini, turut ambil bagian menyuarakan haknya yang di ‘kebiri’ oleh penguasa zalim pro oligarki.
Layaknya pakar terkenal yang sering nongol di layar kaca dan media sosial, rakyat kecil yang dianggap penguasa sebagai ‘beban negara’ itu, ikut mengomentari kecurangan pemilu dari sudut pandangannya yang masih jernih dan orisinal. Menegaskan sekali lagi Makzulkan Jokowi dan rubuhkan politik dinasti abal-abal keluarga Solo.
Kecurangan pemilu di awal tahun Naga Kayu ini, juga menjadi sorotan tajam dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Politisi senior sekaligus pengusaha terkemuka di Tanah Air itu, secara terbuka mengatakan kecurangan Pemilu 2024 adalah pemilu terburuk sepanjang sejarah pemilu di Indonesia. Mengalahkan Pemilu 1955 yang dinilai para ahli sejarah lebih demoktratis di tengah kondisi bangsa yang baru saja merayakan kemerdekaannya.