Porostimur.com | Ternate: Gempa tektonik bermagnitudo 5,8 mengguncang Maluku Utara pada Kamis (30/1) pukul 06.46.58 WIB disebabkan subduksi Lempeng Laut Maluku.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya subduksi Lempeng Laut Maluku,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (30/1/2020l
Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempa terletak pada koordinat 0.76 LU dan 126.34 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 115 kilometer arah Barat Kota Ternate, Maluku Utara pada kedalaman 24 kilometer.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (Thrust Fault).

Guncangan gempa dirasakan di Manado, Ternate, Sofifi, Jailolo, Tidore III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami. Hasil monitoring BMKG juga mencatat hingga pukul 07.02 WIB, belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

Terkait kondisi tersebut BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Rumitnya bumi para raja selain menjadikannya sebagai kawasan seismik teraktif di Bumi juga membuat kawasan ini memiliki potensi terlanda gempa tektonik besar.
Pusat Studi Gempabumi Nasional dalam Peta 2010 menunjukkan subduksi Parit Sangihe memiliki kemampuan membangkitkan gempa bumi tektonik dengan magnitudo maksimum 7,9.
Sedangkan subduksi Parit Talaud berkemampuan melepaskan gempa bumi tektonik pada magnitudo maksimum 8,1. Hal ini tentu bukan untuk ditakuti, melainkan untuk diantisipasi. (red/rtm)