Oleh: Ahmad Syaifuddin Zuhri, Direktur Sino-Nusantara Institute, Mahasiswa PhD Hubungan Internasional, Central China Normal University (CCNU) Wuhan, China.
HAMPIR sudah dua pekan gerakan mahasiswa antigenosida dan pro-Palestina di Amerika Serikat berlangsung, tak kurang setidaknya ada 100 kampus di negeri tersebut dan ribuan mahasiswa mulai dari kampus bergengsi Ivy League seperti University of California Los Angeles (UCLA), MIT, Georgetown University, Harvard University, Yale University, dan lainnya.
Aksi itu merembet ke kampus-kampus di negara-negara Barat lainnya, seperti di Kanada, Australia, dan Eropa.
Polisi telah menangkap lebih dari 2.100 orang selama protes pro-Palestina di kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir.
Polisi kadang-kadang menggunakan peralatan antihuru hara, kendaraan taktis dan perangkat flash-bang untuk membersihkan tenda perkemahan dan bangunan yang diduduki.
Demonstrasi itu dimulai di Colombia University pada 17 April. Para mahasiswa menyerukan diakhirinya perang Israel-Hamas, yang telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina di Jalur Gaza, menurut Kementerian Kesehatan di sana.
Dalam aksinya, mahasiswa mendirikan tenda-tenda di dalam kampus sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan pemerintah AS, Israel dan kebijakan kampus yang dianggap proterhadap Israel.