2. Sosok Jokowi dan Prabowo selama lebih dari satu dekade menjadi figur paling kontroversial dan sarat polemik. Bertarung dan memenangkan pilpres, grafik penilaian publik yang sesungguhnya (bukan dari institusi pemerintahan, lembaga survey dan para buzzer-influencer) dari Jokowi dan Prabowo terus turun tajam menukik setelah awal-awal terkesan bagus oleh pencitraan dan maipulasi informasi.
Lewat kepemimpinan, kebijakan dan terutama dampaknya bagi kehidupan rakyat, baik Jokowi maupun Prabowo terus menuai imij dan stigma buruk di hadapan publik. Pembohong, penipu dan bahkan penghianat kerap menerpa mereka dalam menjalankan tata-kelola negara. Ekonomi jungkir bali merosot drastis, politik inkonstitusional, perdagangan hukum dan standarisasi kebijakan tanpa nilai dan etika menjadi bukti tak terbantahkan dari kinerja buruk kepemimpinan keduanya. Lebih miris lagi, negara terus terancam kehilangan kedaulatan dan menjadi bagian dari koloni bangsa asing. Lambat laun citra keduanya semakin tidak populis dan bergeser menjadi “publik enemy”. Pada titik ini, keduanya akan saling sikut, mencari aman dan selamat masing-masing.
3. Diprediksi tidak akan lama, antara Jokowi dan Prabowo bisa saja saling membunuh dalam politik. Belum lama pilpres dilangsungkan dan Prabowo diasumsiksn menang versi kecurangan dan kejahatan pemilu oleh publik, keretakan atau setidaknya mulai ada disparitas menganga keduanya semakin kentara.