Harga Kopra di Ambon Tembus Rp6.500/kg

oleh -15 views
Link Banner

Porostimur.com | Ambon: Jelang pergantian tahun, harga kopra di Ambon mengalami kenaikan cukup tajam, Senin 30 Desember 2019. Para petani pun ramai-ramai menjual hasil olahan kelapa itu.

Di Kota Ambon, tengkulak membeli kopra Rp6.500 per kilogram. Harga ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya Rp4.000 per kilogram.

“Kami menaikkan harga beli kopra di Ambon ini sudah sesuai dengan perkembangan harga di pasar utama Surabaya dan telah naik sejak tiga hari yang lalu. Kami juga berharap patokan harga ini dimanfaatkan para petani untuk menjual hasil olahan mereka selama ini,” kata Evi, pemilik toko yang sekaligus menjadi tempat transaksi pembelian kopra dari petani.

Kenaikan harga kopra ini menjadi angin segar bagi para petani kelapa. Momen akhir tahun menjadi kesempatan petani menjual kopra. Harga komoditi satu ini seringkali tidak stabil. Kadang anjlok hingga Rp2.000 per kilogram.

Evi menambahkan, harga hasil perkebunan lainnya juga relatif bagus. Misalnya cengkih. Sudah seminggu ini masih bertahan di angka Rp70.000 per kilogram. Sebelumnya berad adi angka Rp62.000 per kilogram.

“Biji pala juga harganya cukup baik, hanya saja kita harus meneliti dulu komoditi yang satu ini. Kalau pala bundar yang baik kita menawarkan harga Rp65.000 per kilogram. Kalau sedikit berkeriput sudah pasti harga di bawah, bisa saja Rp60.000 per kilogram,” ujarnya.

Untuk komoditi fuli (bunga biji pala) harga masih tetap Rp230.000 per kilogram. Harga ini sudah bertahan cukup lama. Sedangkan harga cokelat Rp25.000 per kilogram.

Untuk diketahui, kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan. Kopra merupakan salah satu produk turunan kelapa yang menjadi bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya.

Untuk membuat kopra yang baik diperlukan kelapa yang telah berumur sekitar 300 hari dan memiliki berat sekitar 3-4 kg.

Setelah kopra selesai diekstrak minyaknya, yang tersisa adalah produk sampingan yang mengandung protein tinggi (18-25%), namun memiliki serat yang sangat tinggi pula. Sehingga tidak bisa dimakan oleh manusia. Produk sampingan ini umumnya diberikan pada hewan ternak sebagai pakan. (red/rtl)