Haruskah Merayakan Hari Valentine? Bagaimana Kaum Muslim Menyikapinya?

oleh -3 views

Hari Valentine kerap dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Hari tersebut dikenal pula sebagai perayaan hari kasih sayang. Dalam perayaannya, biasanya dimanfaatkan kaum muda-mudi untuk menyatakan rasa cinta kepada pasangannya, namun fakta sudah melenceng jauh menjadi ajang ‘perzinahan’.

Bagaimana seorang muslim harus menyikapinya? Dan bagaimana pandangan syariat tentang perayaan-perayaan seperti itu? Hajjah Irena Handono, aktivis dakwah, menghimbau umat Islam agar tidak merayakan perayaan-perayaan bukan milik muslim tersebut. “Perayaan Hari Kasih Sayang ini tidak ada dalam Islam. Valentine Day itu juga berarti make a love,” tegas pendiri Yayasan Irena Center tersebut dalam sebuah kesempatan di Jakarta.

Seorang muslim tidak boleh merayakan perayaan-perayaan orang kafir. Karena perayaan merupakan bagian dari syariat yang harus terikat dengan ketentuan nash . Syaikhul Islam Ibnu Taimiah rahimahullah berkata, “Hari-hari raya termasuk perkara syariat dan pedoman yang yang Allah Ta’ala firmankan,

Baca Juga  Jelang Idulfitri, Wali Kota Ternate Pantau Ketersediaan Bapok dan Kestabilan Harga

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا (سورة المائدة: 48)

“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (QS Al-Maidah: 48)

Dia juga berfirman,

لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ (سورة الحج: 67)

No More Posts Available.

No more pages to load.