Herry Heryawan Naik Pangkat Jadi Irjen, Namanya Sempat Masuk Isu Kaisar Sambo 303

oleh -1,716 views

Porostimur.com, Jakarta – Polri menggelar upacara kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi terhadap sejumlah perwira tinggi (pati). Sebanyak 13 pati Polri mendapat kenaikan pangkat.

Upacara kenaikan jabatan dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.Prosesi Korps Raport itu dilakukan secara tertutup di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (17/11/2023).

“Iya benar, ada kenaikan pangkat ke dan dalam golongan pati,” kata Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya.

Adapun kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi itu sebagaimana dengan tertuang dalam Surat Telegram Nomor STR/1252XI/KEP./2023 per 15 November 2023 yang ditandatangani oleh As SDM Polri Irjen Dedi Prasetyo atas nama Kapolri.

Salah salah pati Polri yang pangkatnya dinaikkan setingkat lebih tinggi adalah Staf Khusus Menteri Dalam Negeri Herry Heryawan.

Herry yang awalnya berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) kini resmi menyandang bintang dua, yakni inspektur jenderal alias irjen.

Namanya Masuk di Isu Kaisar Sambo 303

Herry Heriawan atau Herimen masuk dalam grafik Kaisar Sambo dan Konsorsium 303. Hal ini usai akun Twitter Opposite muncul dan melempar narasi soal konsorsium 303.

Angka 303 sendiri merujuk pada segala jenis tindak pidana perjudian. Dalam grafik itu, Irjen Pol Ferdy Sambo menjadi orang yang berada di pucuk tertinggi dan dijuluki sebagai kaisar.

Disitat dari IDN Times, Brigjen Herimen yang diduga dan disebut-sebut dalam narasi tersebut menegaskan, segala informasi tersebut adalah hoax. “Hati-hati menyebar hoax, ya,” ujar Brigjen Herimen, Kamis (18/7/2022).

Herimen kemudian mengirimkan tangkap layar dari grafik Kaisar Sambo yang sudah dicap dengan tulisan hoax berwarna merah.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo enggan menjawab terkait bagan tersebut. Ia menegaskan, saat ini Inspektorat Khusus (Itsus) Polri masih fokus dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo.

Baca Juga  2.000 Tentara Israel Jadi Cacat, 58% Diamputasi pada Tangan dan Kaki

“Itsus saat ini fokus pembuktian pasal yang sudah diterapkan adalah 340 subsider 338 Jo 55 dan 56 fokus di situ,” ujar Dedi di Mabes Polri, Kamis (18/8/2022).

Herimen kemudian mengirimkan tangkap layar dari grafik Kaisar Sambo yang sudah dicap dengan tulisan hoax berwarna merah.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo enggan menjawab terkait bagan tersebut. Ia menegaskan, saat ini Inspektorat Khusus (Itsus) Polri masih fokus dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo.

“Itsus saat ini fokus pembuktian pasal yang sudah diterapkan adalah 340 subsider 338 Jo 55 dan 56 fokus di situ,” ujar Dedi di Mabes Polri, Kamis (18/8/2022).

Profil Herry Heryawan, Polisi Kelahiran Ambon

Herry Heryawan bertempat kelahiran Ambon, 23 Februari 1972.’

Brigjen Herry Heryawan merupakan lulusan Akpol 1996 yang menjabat sebagai Dirsidik Detasemen khusus 88 Antiteror Polri.

Ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Ambon seiring penugasan ayahnya sebagai anggota TNI-AD di Corps Polisi Militer di Kodam XVI/Pattimura.

Herry Heryawan mendaftar menjadi calon Taruna Akademi Kepolisian di Semarang yang kemudian diselesaikan dengan baik selama 3,5 tahun tepatnya pada tahun 1996.

Pada 17 Februari 2012, Herry Heryawan merupakan sosok penting di balik penangkapan John Refra alias Jhon Kei yang terlibat kasus perencanaan pembunuhan terhadap pamannya yakni Agrapinus Rumatora alias Nus Kei.

Herry Heryawan langsung mengambil tindakan tegas dengan menembak bagian bawah lutut kanan John Kei.

Herry Heryawan juga terlibat pengungkapan kasus 1 ton sabu di Anyer, Banten, pada Juli 2017. Saat itu Herry tergabung dalam Satgas Merah Putih yang bertugas menangani narkotika.

Baca Juga  Hari Nusantara 2023 Resmi Dibuka, Ini Kata Wali Kota Tidore Kepulauan

Kiprah Herry Heryawan yang menjadi buah bibir adalah ketika dia menangkap Richard Muljadi, cucu konglomerat Kartini Muljadi atas kasus narkoba. 

Richard Muljadi ditangkap di sebuah restoran di SCBB, Rabu (22/8/2018) dini hari sekitar pukul 01.00.

Penangkapan itu terjadi secara kebetulan oleh Kombes Pol Herry Heryawan. 

Sebelumnya, Herry Heriawan merupakan polisi berpengalaman di bidang reserse.

Ia juga pernah mengisi jabatan Kasat Reskim Tanjungpinang di Polda Kepri, lalu mutasi ke Polda Metro Jaya.

Sejak menjabat Kasat Reskim Herry Heriawan pernah menjebloskan sejumlah Pejabat Pemko Tanjungpinang terkait kasus KTP Aspal TKI,

Selain itu mengobrak abrik Lokasi Perjudian serta menahan Ketua DPRD Tamjungpinang skandal ijazah palsu.

Setelah kariernya melejit di Polres Tanjungpinang dan Polda Kepri. Herry Heriawan menjabat di Dirresnarkoba Polda Metro Jaya.

Seperti Kasubdit Jatanras Dittreskrimum Polda Metro Jaya. Wadirreskrimum Polda Metro Jaya. Kapolresta Depok hingga Analisis Kebijakan Madya Bidang Pendidikan Densus 88 Antiteror.

Herry Heryawan juga terlibat penanganan kasus pembunuhan dengan racun sianida terhadap Wayan Mirna Salihin saat menjabat Wadirreskrimum Polda Metro Jaya.

Saat jabat Kasat Resmob Polda Metro Jaya, Herimen juga memimpin penangkapan penguasa Pasar Tanah Abang Hercules beserta anak buahnya yang berjumlah 44 orang.

Penangkapan Hercules setelah diduga meresahkan masyarakat karena sering mengganggu dan memeras warga.

Herry dikenal sebagai sosok perwira yang keras melawan premanisme. Dia juga yang dulu pernah menembak mati anak buah Hercules di Cengkareng.

Herry Heriawan Direktur Sidik Densus 88 Antiteror, mendapat promosi kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen). Sekaligus dikukuhkan jabatannya sebagai direktur di Densus pada (21/12/2021).

Selain memiliki sejumlah prestasi mentereng di bidang reserse, pria berusia 50 tahun ini juga memiliki kemampuan menulis.

Baca Juga  Top! Mohamed Salah 200 Gol di Liverpool

Herry Heryawan telah menyusun beberapa buku yang banyak mendapatkan apresiasi, baik di kalangan internal maupun eksternal Polri.

Di antaranya buku berjudul “Himpunan Perundang-undangan tentang Free Trade Zone (2010).

Buku tersebut didedikasikannya kepada masyarakat dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang penerbitannya bersamaan dengan pencanangan Provinsi Kepulauan Riau sebagai wilayah Free Trade Zone oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kemudian buku RESMOB “To Serve and To Protect People” (2012). Dalam buku ini Herry Heryawan menyajikan berbagai keberhasilan yang diraih jajaran Subdit Tahbang (Resmob) Ditreskrimum Polda Metro Jaya dalam mengungkap kasus-kasus kejahatan jalanan (street crime).

Beberapa operasi pemberantasan terorisme yang pernah diikuti adalah:

-Penyidikan kasus pengeboman Hotel JW Marriot pada tahun 2009, Pada operasi ini berhasil ditangkap pelaku utama pengeboman di Jati Asih (Agustus 2009) dan Kelompok Ibrahim (Agustus 2009).
-Terlibat dalam penangkapan gembong teroris yang paling dicari yaitu Noordin M. Top di Solo (Agustus 2009)
-Terlibat dalam pengungkapan aktivitas pelatihan terorisme di Aceh pada tahun 2010
-Terlibat dalam penangkapan pemimpinan Jamaah Islamiyah Indonesia Abu Bakar Ba’asyir di Banjar Jawa Barat Agustus 2010.
-Terlibat dalam penyergapan kelompok Kodrat (Mujahidin Indonesia) yang melakukan Pencurian dengan kekerasan toko emas di Bekasi tahun 2013.
-Terlibat dalam penyergapan kelompok Abu Roban (Mujahidin Indonesia Bagian Barat), di Kendal 2013.
-Terlibat dalam penumpasan aksi teroris yang dilakukan secara terpadu, dimulai dari:
-Penyelidikan kasus bom di Vihara Ekayana Jakarta Barat.
-Terlibat dalam pengungkapan kasus Pencurian dengan kekerasan Bank BRI di Panongan Tangerang.
-Terlibat dalam penangkapan aktor utama terkait peristiwa di atas yaitu Kelompok Nurul Haq diikuti dengan penembakan di lokasi kejadian di Ciputat, pada 31 Desember2013. (red)

Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.