Indonesia di Simpang Jalan: Risiko Stabilitas Politik di Depan Mata

oleh -28 views

Oleh: Dr. Nurmadi H. Sumarta, Dosen FEB Universitas Sebelas Maret

Menjelang 6 bulan Prabowo Gibran (20 April 2025), prospek ekonomi dan risiko stabilitas politik Indonesia semakin mengkhawatirkan. Gerakan mahasiswa dan warga siap turun jalan menuntut reformasi ke dua. Apalagi ditambah tekanan ekonomi global akibat kebijakan Trump terkait tarif dagang AS.

Dalam sebulan saja IHSG jatuh lebih 15%, pada 18 Maret sempat jatuh di atas 6%, Selasa 8 April kemarin sempat jatuh lagi lebih 9%. Pada Rabu (9/4/2025) lalu, rupiah bola ini sempat jatuh ke titik Rp.17.217,- terendah dalam sejarah pasca krismon 98.

Jatuhnya IHSG bisa terjadi karena berbagai faktor, baik domestik maupun global. Faktor eksternal seperti gejolak ekonomi global, kebijakan suku bunga The Fed, dan ketidakstabilan geopolitik sering kali menjadi pemicu utama. Sementara itu, faktor internal seperti defisit transaksi berjalan, defisit neraca pembayaran, pelemahan nilai tukar rupiah, dan kebijakan fiskal yang kurang optimal turut memperburuk situasi.

IHSG yang anjlok dan rupiah jeblok memang menjadi alarm bagi perekonomian dan pemerintah harus cepat tanggap dalam hal ini. Tentunya langkah strategis diperlukan untuk mencegah terjadinya krisis kepercayaan. Pemerintah, OJK, dan BI harus bertindak cepat dan sigap dalam merespons situasi ini agar kepercayaan pasar tetap terjaga dan perekonomian tidak jatuh ke dalam jurang krisis.

No More Posts Available.

No more pages to load.