Porostimur.com, Beijing – Perusahaan penyedia chip semikonduktor asal Amerika Serikat, Intel, meminta maaf kepada para konsumen dan mitra kerjanya di China atas pernyataan sebelumnya tentang pemboikotan produk dari Daerah Otonomi Xinjiang. Beijing mengecam langkah pemboikotan.
“Kami meminta maaf atas masalah yang terjadi pada konsumen, mitra dan rakyat China yang kami hormati,” demikian pernyataan Intel berbahasa Mandarin yang tersiar di sejumlah media China, Jumat.
Permintaan maaf tersebut terjadi setelah surat yang dikirimkan Intel kepada mitranya agar tidak membeli barang dan jasa yang berasal dari hasil kerja paksa di Xinjang, wilayah barat laut China yang dihuni etnis minoritas Muslim Uighur.
Penyanyi pop China Wang Junkai pada Rabu (23/12/2021) telah menangguhkan semua bentuk kerja sama dengan Intel menyusul keluarnya surat tersebut.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China (MFA) juga mengeluarkan pernyataan atas disahkannya Undang-Undang Anti-Kerja Paksa Etnis Minoritas Muslim Uighur, Xinjiang oleh parlemen AS. Undang-undang ini jelas melecehkan situasi HAM di Xinjiang karena telah mengabaikan fakta dan kebenaran yang ada.
MFA menganggap langkah AS itu telah melanggar hukum internasional dan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional serta turut campur urusan dalam negeri China. Beijing menyayangkan dan dengan tegas menolak hal tersebut.