—
Lima hari berlalu sejak Gayatri menghubungi ibunya. Hari-hari terasa begitu panjang untuk dilalui. Berharap dengan cemas menunggu hari penjemputan datang. Dihari yang telah disepakati, diam-diam ketika Rian sedang tidak dirumah Gayatri mengajak Gendis pergi. Ibu dan bapak sudah menunggu di perempatan jalan. Tangis ibu pecah begitu melihat putri kesayangannya tiba. Gayatri pun tak kuasa menahan tangis. Ibu dan Bapak memeluk Gayatri dengan penuh kerinduan. Tanpa menunggu waktu lama ibu dan bapak segera mengajak Gayatri untuk pergi.
Gayatri meninggalkan Rian begitu saja. Dengan secarik pesan ia ungkapkan kata perpisahan
“Maaf aku tak bisa melanjutkan ini. Aku dan Gendis pergi. Tolong jangan cari aku”
Tak bisa dipungkiri jika Gayatri perih meninggalkan Rian seperti ini. Orang yang pernah ia sayangi. Airmata kesedihan pun mengalir.
“Rian maafkan aku”
—
Rian teronggok lesu disudut ruangan. Hari-harinya dilalui dengan duka. Sejak Gayatri dan Gendis meninggalkannya Rian tampak seperti orang linglung. Dia lebih banyak diam, badannya juga tak terurus. Rambutnya kian memanjang seiring berlalunya waktu. Sisa-sisa keelokan masih tergambar di wajahnya. Tapi bukannya raut tampan yang terlihat. Dengan rambut panjang tergerai Rian justru tampak begitu cantik. Dadanya yang tak dibebat terlihat membusung. Ya, Rian adalah seorang perempuan yang menjelma menjadi laki-laki. Itulah sebabnya Gayatri ingin berpisah darinya. Gayatri sadar jika yang mereka lakukan adalah salah. Tapi Rian tak mau menerimanya.