Porostimur.com, Ambon – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi H. Yamin, S.Ag, M.Pd.I membuka Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) Tingkat Provinsi Maluku Tahun 2023 di MAN Ambon, Senin (2/10/2023).
Pembukaan AKMI Tingkat Provinsi Maluku ditandai dengan pengalungan tanda peserta yang dilakukan oleh Kakanwil Kemenag Provinsi Maluku. Turut hadir, Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Maluku H. M. Rusydi Latuconsina, S.Ag beserta pejabat eselon III lingkup Kanwil Kemenag Provinsi Maluku, pejabat Kemenag Kota Ambon serta para Kepala Madrasah.
Kakanwil Kemenag Provinsi Maluku H. Yamim dalam sambutannya, menyambut baik dan memberikan penghargaan yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini dengan harapan upaya ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia dan berjalan sukses.
Dikatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kerjasama Kemenag dengan bank dunia melalui Proyek Realizing Education’s Promise-Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR). Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah dalam binaan Kementerian Agama. Proyek ini dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun, 2020-2024 dan Provinsi Maluku sudah berjalan tahun yang kedua.
Dikatakan, satu di antara empat komponen proyek tersebut adalah komponen 2 yang bertugas mengembangkan AKMI untuk mengukur kemampuan siswa dalam berliterasi dan berpikir tingkat tinggi pada empat literasi yaitu literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains, dan literasi sosial budaya.
Literasi membaca mencakup kemampuan kognitif yang lebih luas daripada pengodean dasar melalui pengetahuan kata per kata, tata bahasa, linguistik, dan struktur teks. literasi membaca merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan strategi untuk membangun makna teks namun faktanya bahwa proses pembelajaran di madrasah masih rendah dalam menerapkan instrumen yang mengaitkan fenomena sehari-hari, sehingga kematangan dan konsep literasi siswa perlu ditingkatkan.
“Hasil observasi asesmen pembelajaran biologi belum sepenuhnya mengarah pada keterampilan bernalar dan berpikir kritis. Instrumen asesmen masih dominan berada pada level c1 dan c2, seharusnya dikembangkan distribusi soal merata untuk semua tingkatan kognitif taksonomi bloom,” kata Kakanwil
Literasi numerasi mengukur kemampuan berpikir kritis dalam memahami dan menganalisis isi bacaan dengan menggunakan penalaran melalui penerapan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika yang melibatkan angka atau simbol terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari yang ditampilkan dalam berbagai representasi (grafik, tabel, bagan, dsb) untuk menginterpretasi, memprediksi, atau mengambil keputusan.
literasi sains membantu peserta didik membentuk pola pikir, perilaku, dan membangun karakter manusia untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat, dan alam semesta. Literasi sains mencakup pemahaman tentang bagaimana pengetahuan tentang sains mengubah cara seseorang dalam berinteraksi dengan dunia dan bagaimana pengetahuan itu dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang lebih luas.
literasi sosial budaya merupakan kemampuan mengetahui, merespon, merefleksi, mengevaluasi, dan mencipta pengetahuan, rencana sikap, dan rencana tindakan yang terkait dengan komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, akomodatif dan inklusif, yang didesain berlandaskan pada isu-isu strategis yang relevan, serta dikaitkan dengan konteks lokal, nasional maupun global sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan berbudaya di era globalisasi.
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Maluku La Fata, S.Ag, M.H dalam laporannya mengatakan, AKMI bertujuan untuk pemetaan mutu pendidikan dan mengukur kompetensi peserta didik madrasah pada literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya.
AKMI berfungsi sebagai bahan pemetaan mutu pendidikan di madrasah, bahan referensi akademik dalam mendiagnosa dan tindak lanjut perbaikan proses pembelajaran dan sebagai bahan dalam menyusun program maupun intervensi kebijakan pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan di madrasah.
Adapun peserta madrasah yang mengikuti kegiatan AKMI tahun 2023 adalah 119 dari 375 madrasah, yang terpilih secara acak sebagai sampling oleh panitia pusat dan bank dunia, dengan rincian jenjang MI 74 dari 141 lembaga, kelas 5, dengan jumlah peserta 1718 peserta, jenjang MTs 30 dari 153 lembaga, kelas 8, dengan jumlah siswa 1143 peserta dan jenjang MA 15 dari 81 lembaga, kelas 11, dengan jumlah siswa 461 peserta.
“Sementara pelaksanaan AKMI dilaksanakan berdasarkan pilihan jadwal periode 1 tanggal 2-3 Oktober, periode 2 tanggal 4-5 Oktober, periode 3 tanggal 7-9 Oktober, periode 4 tanggal 10-11 Oktober, periode 5 tanggal 12-14 Oktober,” tutur La Fata. (red/resi)
Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News