Kebebasan Pers: Pak Atma Senantiasa di Pikiran Saya

oleh -25 views
Alwi Hadar

Oleh: Alwi Hadar, Kolumnis

Saya punya kisah lama namun berkesan tentang Pak Atmakusumah Astraatmadja. Kala itu pascareformasi (1999), radio siaran kami (Radio Gema Hikmah FM, Ternate) mendapat bantuan dari Danida/ Denmark via UNESCO serta 30-an radio lainnya tersebar di seantero nusantara. Bantuan peralatan siar, marketing, serta berbagai workshop bagaimana membuat berita radio.

Khusus untuk berita, badan dunia ini kerjasama dengan LPDS (Lembaga Pers Dr Soetomo) yang dipimpin beliau. Dan kami satu-satunya radio siaran di Indonesia Timur yang dapat bantuan itu.

Program ini bernama Jaringan Radio Lokal untuk Demokrasi (JRLD). Mengingat saat itu, hanya RRI saja yang bisa produksi berita, sedangkan radio siaran swasta hanya me-relay saja. Pasca Orba kami pun bisa membuat dan menyebarluaskan berita.

Baca Juga  Sairdekut-Keliduan Gugat Hasil Pilbup KKT, ini 3 Hal yang Dipersoalkan di MK

Untuk menyebarluaskan berita produk kami, LPDS juga menggandeng KBR 68H hingga berita dari kami tersebar di seluruh nusantara. Termasuk beberapa negara di Asia Tenggara yang bernama Asia Calling. Hampir setiap bulan kami diundang ikuti berbagai aktivitas/workshop terkait penyiaran.

Saat itu pasca konflik komunal, status darurat sipil masih melekat di Malut, selain Maluku. Malut dipimpin Gubernur Brigjen Muhyi Efendi yang agak “keras”. Ada kabar beredar RMS mulai menyusup ke Tobelo dan akan membuat Halmahera terus membara.

No More Posts Available.

No more pages to load.