@Porostimur.com | Ambon : Bukan saja kaya akan rempah-rempah sehingga menarik simpati kaum imperialis, namun salah satu nilai historik Pulau Banda Naira adalah keindahan alam dengan panoramanya yang indah nan mempesona.
Alasan ini pula yang diusung Even Organizer (EO) Blue Ocean, Bank Indonesia dan Gramedia serta Hotel Amaris, menggelar dialog Smart Talkshow untuk mengembalikan kejayaan Banda Naira, di aula STKIP Hatta Sjahrir, Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Senin (12/11) lalu.
Turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini Kepala Kantor Perwakilan BI Maluku, Bambang Pramasudi, Kadis Pariwisata Maluku, Habiba Saimima, Banda Tourism Board, Rizal Bahalwan dan Rektor STKIP Hatta Sjahrir, DR. Usman Thalib.
Dialog interaksi mengisi pengetahuan kepariwisataan dan membangun Banda menjadi destinasi daerah wisata, serta munculnya formula membangun sarana prasarana penunjang kepariwisataannya, menjadi isu penting dalam even ini.
Sementara audiens yang dilibatkan dalam dialog ini antara lain mahasiswa dan stakeholder serta Komunitas-komunitas Kreatif Anak Muda Banda.
Kesempatan dialog ini, Kadis Pariwisata Maluku, Habiba Saimima, dari sisi kepariwisataannya, Pulau Banda akan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ke depannya.
Terlebih, akunya, tujuan ini ditunjang dengan SDM mumpuni untuk mengelola SDA yang terkandung dalam wilayah Pulau Banda ini.
Meski kaya akan kandungan SDA yang potensial, namun Pulau Banda sendiri masih belum dilengkapi dengan SDM yang menunjang.
Karena itu, Banda Tourism Board, Rizal Bahalwan, mengajuirkan agar ada program-program pelatihan dari pemerintah, demi membekali para pemandu wisata.
”Ini potensi yang belum tergarap. Harus ada kerjasama lintas sektoral untuk mengeksplor SDM di Banda ini,” ujarnya.
Kesempatan yang sama, Rektor STKIP Hatta Sjahrir, Usman Thalib, menegaskan bahwa pelrunya kajian khusus tentang sejarah ulang tahun (ultah) Banda Naira.
Mewujudkan itu, akunya, perlu adanya kerjasma dengan merangkul sejarawan, budayawan serta akademisi.
”Kita harus buat langka ini ke depan,” singkatnya.
Agar cita-cita menjadikan Banda sebagai daerah pariwisata dapat diwujudkan, maka perlu keterlibatan semua unsur di dalamnya, duduk bersama-sama, guna membahas tentang perwujudan dunia kepariwisataan di Banda Naira.
Hal inilah yang ditegaskan Kepala Kantor BI Perwakilan Maluku, Bambang Pramasudi.
”Kami mendorong dunia kepariwisataan di Banda. Kita harus duduk bersama wujudkannya,” tegasnya.
Khusus di bidang pariwisata ini, akunya, salah satu program yang sedang dikembangkan pihaknya yakni Pengembangan Desa Wisata.
Bahkan, tegasnya, pihaknya juga memberi bantuan kepada Sanggar Seni Manisan Banda berupa kostum tari dan alat musik.
”Bantuan lain yang diberi yaitu, bantuan Kapal Motor pengangut sampah. Ada pengecatan tangga warna-warni untuk memperindah Desa Lontor dan pembuatan BI Corner STKIP Hatta Sjahrir,” jelasnya.
Adanya dukungan program dan bantuan dari pemerintah ini, menjadi pemicu munculnya berbagai kritik dan saran dari para auidiens, salah satunya tentang transportasi.
”Saran kami, ada perhatian pemerintah soal transportasi dan sarana penunjang lainnya,” celetuk salah satu audiens.
Dialog ini diakhiri dengan acara workshop Pengembangan Desa Wisata dengan menghadirkan Praktisi Pariwisata, Fahlul Mukti.
Karena menurut Fahlul Mukti, adanya peran serta masyarakat setempat dan dukungannya, tegas Mukti, menambah daya bagi usaha pengembangkan dunia kepariwisataan di Pulau Banda ini.
”Saya minta partisipasi masyarakat untuk peduli akan duania kepariwisataan di Pulau Banda, untuk menjadi destinasi wisata dengan kekhasan tersendiri,” tandas Fahlul.
Dialog ini secara keseluruhan dipungkasi dengan mendonasikan buku kepada Gerakan Literasi Banda Naira ”SABANA” dari Gramedia dan Perwakilan BI Maluku. (vanessya)