Kenali Alasan Kamu Jadi Korban Ghosting, Ditinggal Pas Sayang-sayangnya

oleh -72 views

Seorang Associate Proffesor Psikologi di Winthrop University Tara Collins, tidak banyak penelitian yang diterbitkan tentang ghosting.

Namun, menurut Collins, secara psikologi, ghosting adalah sebuah strategi yang umum digunakan untuk menyudahi hubungan, terutama di era digital ini.

Di era informasi, orang lebih mudah memulai hubungan. Untuk itu, menyudahinya pun juga demikian mudah. 

Collins mengungkapkan tanpa adanya jaringan sosial yang sama antara dua orang, akan lebih mudah untuk menyudahi semuanya dan menghilang tanpa adanya konsekuensi-konsekuensi yang diperkirakan akan terjadi lebih lanjut. 

Sebabkan trauma psikologis

Melansir dari huffpost.com, ghosting dinilai sebagai cara terburuk dalam mengakhiri hubungan. Seringkali, perilaku ini justru menimbulkan konfrontasi atau dampak negatif yang lebih besar setelahnya.

Baca Juga  Jelang Demo Malut Memanggil, 2 Jurnalis di Ternate Jadi Korban Intimidasi Oknum Polisi

Pada beberapa orang yang menjadi korban “ditinggal pas lagi sayang-sayangnya”, dapat menyebabkan perasaan tidak dihargai, tidak berguna, dan terbuang.

Dikutip dari Psychology Today, perasaan yang timbul tersebut berasosiasi dengan fenomena penolakan sosial yang dialami.

Penolakan sosial menimbulkan rasa sakit yang sama pada otak sebagai sebagai rasa sakit fisik.

Dalam hal hubungan antara penolakan dan rasa sakit, ada faktor-faktor spesifik dari ghosting yang dapat berkontribusi dan menyebabkan tekanan psikologis.

No More Posts Available.

No more pages to load.