Tidak sedikit dari mereka hidup bersama dengan kaum buruh dan para petani. Mereka secara bersungguh-sungguh menjadi buruh, masuk ke pabrik, dan hidup di kost-kostan para buruh. Yang di desa-desa demikian juga. Sebagian lain hidup di wilayah rakyat-rakyat miskin kota. Mereka mengorganisasi dan memobilisasi. Mereka bersiap untuk merebut kekuasaan dan berjanji akan membuat kaum buruh dan tani menjadi makmur dan bermartabat.
Tentu Anda semua juga paham. Ada masa di mana pemerintahan Orde Baru mulai mematahkan gerakan ini. Mereka dituduh mendalangi Peristiwa 27 Juli 1996 (Kudatuli). Saat itu, pendukung Megawati Sukarnoputri menduduki kantor DPP PDI untuk mencegah ketua umum boneka pilihan Soeharto bernama Soerjadi, untuk menduduki kantor tersebut. Kerusuhan pecah ketika tentara dan preman menyerbu kantor DPP tersebut. Entah berapa yang meninggal, luka dan hilang pada saat itu. Terjadilah kerusuhan yang nyaris memporak-porandakan Jakarta namun bisa dicegah.
Anak-anak muda ini mendeklarasikan Partai Rakyat Demokratik di kantor YLBI sehari sebelumnya. Rejim Soeharto dengan serta merta menuduh anak-anak muda ini sebagai dalang kerusuhan
Keadaan memaksa anak-anak muda ini bergerak di bawah tanah. Beberapa simpatisan menyembunyikan mereka. Sebagian berhasil. Sebagian dari mereka tertangkap.