Baik, sekarang saya kembali menjadi pengamat. Satu-satunya yang membikin saya terkagum-kagum adalah betapa cepatnya anak-anak muda ini menjadi mapan, bergaul dengan kalangan elit, dan menjadi elit itu sendiri.
Kadang jargon-jargon revolusioner masih tersembur dari mulut mereka. Walau terlihat aneh karena lahir dari kursi empuk dan lampu kristal istana. Mantan anak-anak muda ini masih melihat diri mereka sebagai Kiri yang memerintah.
Saya juga mendengar sayup-sayup argumen bahwa presiden yang berkuasa sekarang ini bisa menjadi Hugo Chávez, presiden Kiri dari Venezuela yang terkenal itu. Iya, masuk akal. Kecuali bahwa Hugo Chávez tidak punya kekayaan sebesar presiden negeri gemah rupiah loh jinawe ini.
Dan para mantan Kiri ini sebenarnya berada bersama orang-orang yang diangkat karena lobi dari seorang Baron Batubara yang sekarang sangat berkuasa itu. Bagaimana menjelaskan ini? Saya tidak tahu.
Kemarin ada satu anak muda berumur 20 tahun bertanya kepada saya, “Mengapa X (dia menyebut nama seorang mantan Kiri) sekarang malah mendukung presiden W? Bukannya dia itu Kiri? Kok bisa?”
Karena malas menjawab dan harus menerangkan panjang-panjang, saya jawab saja sekenarnya, “Kiri apaan?!”
Saya hanya sanggup menjawab hingga di sana. Karena saya tidak melihat sedikit pun platform Kiri dari mantan anak-anak muda idealis ini. Kiri hanyalah satu episode dalam hidup mereka. Pada jamannya menjadi Kiri itu keren. Sesudahnya, ya kita bisa memanfaatkan kredensial Kiri itu untuk berbuat apa saja. Termasuk memutihkan dosa-dosa mantan penculik kawan-kawan ini. Juga memberi kekuatan agar dia tidak usah bertanggungjawab atau memperkuat impunitasnya.