Klinik Mata Ambon Vlissingen Rayakan Satu Dekade Kehadirannya di kota Ambon

oleh -43 views

Porostimur.com, Ambon – Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Klinik Mata Ambon Vlissingen (AV) merayakan satu dekade kehadirannya di kota Ambon. Dalam Perayaan Satu Dekade Klinik Mata ini, dilakukan rangkaian acara Lomba edukasi kesehatan mata di sosial media, pemeriksaan pasien prolanis screening penyakit tidak menular, pemeriksaan seribu mata gratis dan pemberian kacamata gratis, penyerahan kartu donasi sehat, simposium kesehatan mata, Talk Show Kesehatan Mata, dan Acara Puncak Satu Dekade BLUD UPT Klinik Mata Ambon Vlissingen.

Pihak panitia Try Rahmawati dalam laporannya mengatakan, Pemeriksaan Mata Gratis lebih dari 500 pasien, ada juga 100 peserta yang akan diberikan Donasi Kartu Indonesia Sehat, Simposium Kesehatan Mata bagi Dokter, Perawat, Analisis yang dihadiri lebih dari 150 orang, Prolanis sebanyak 200 lebih pasien.

Sementara itu dari Yayasan Kerjasama Vlissingen – Ambon (Stichting Samenwerking Vlissingen-Ambon/SSVA) Bob Latuheru, menjelaskan, mereka datang dari Vlissingen ke Ambon, bekerjasama untuk saling menolong, saudara dengan saudara. Vlissingen dengan Ambon ini sama saja dengan Pela.

“Kerjasama dimulai dengan mengirim dokter mata dari Vlissingen ke Ambon dan  sudah sekitar 10 kali. Namun mereka berpikir untuk buat sesuatu dan ini dibicarakan dengan mantan Wali Kota Ambon Jopie Papilaja,” ujar Bob Latuheru yang kaget kalau mantan Wali Kota Ambon MJ Papilaja ada juga di tengah acara Satu Dekade tersebut, Sabtu (11/11/2023), di Maluku City Mall.

Dikatakan, mereka membicarakan bagaimana caranya membuat Klinik Mata di Ambon. Akhirnya sekarang bisa dilihat hasilnya sudah 10 tahun Kilinik Mata berjalan dengan baik. Walikota Vlissingen sangat bangga di Belanda sebab ada Klinik Mata di Ambon memakai nama Ambon Vlissingen.

Menurutnya, dari SSVA mau kerja terus, tetapi pihaknya punya tujuan kalau Klinik sudah berjalan lebih baik dan mandiri, mereka menghentikan bantuan. Klinik Mata mau terus berjalan dan SSVA  terus mendorong, terus cari dana untuk mendukung Klinik Mata. Sponsor-Sponsor di Belanda mau terus menolong karena mereka ingin lihat RS Mata Vlissingen terus berkembang dan maju.

Di tempat yang sama Pj Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena mengungkapkan, dengan keinginan bersama dari kami dan SSVA dan seluruh pihak terkait bahwa Klinik ini dia bisa mandiri lalu Pemkot bisa melepas campur tangannya.

Inilah wujud keberlangsungan, keberlanjutan pembangunan yang ada di Ambon. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah sebelumnya turut di support oleh pemerintah berikutnya.

“Saya mau sampaikan bahwa ini perjuangan keras bersama dari seluruh pihak. Eksistensi Klinik Mata Vlissingen harapan kami tetap bekerja keras BLUD ini tidak hanya sebagai papan nama, tetapi dia harus jadi motivasi bagi Dokter Denny dan teman-teman untuk terus secara internal memperbaiki diri Pemkot terus mendukung sehingga pada waktunya Klinik Mata bisa mandiri. Jika setiap hari pasien 100 lebih itu berarti tingkat kepercayaan terhadap kerja-kerja Klinik Mata ini luarbiasa,” kata Wali Kota.

Baca Juga  2.000 Tentara Israel Jadi Cacat, 58% Diamputasi pada Tangan dan Kaki

Kita berharap ke depan kita bisa mendirikan Rumah Sakit (RS)  untuk Pemerintah Kota Ambon. Dari seluruh Kabupaten/Kota sudah memiliki RS. Ambon saja yang blelum memiliki. Lewat kerja keras Pemkot dan dukungan semua pihak kelak Ambon bisa memiliki RS sendiri.

Sementara itu Kepala BLUD UPT dr.Daniel Siegers mempresentasikan Satu Dekade Klinik Mata Ambon Vlissingen diawali dengan kebanggaannya kepada para pemimpin di kota Ambon yang  memiliki visioner mau memikirkan sesutau yang baik bagi kota ini.

Karena itu, dia berterimakasih kepada mantan Wali Kota Ambon, Jopie Papilaja yang berkesempatan hadir pada acara tersebut.

Daniel menyampaikan, bersama Pak Jopie tahun 2011,  membahas untuk membangun Klinik Mata di kota Ambon. Kemudian pada 11 November 2013 tepatnya Klinik Mata diresmikan oleh mantan Wali Kota Richard Louhenapessy.

“Terimakasih karena yang hadir saat ini adalah semua yang terlibat dalam peresmian, ada mantan Kadis Kesehatan Kota pak Hans Lissay, mantan Sekot Pak Tonny Latuheru,” tambahnya.

Tahun 2018 dia menceritakan, Klinik Mata berubah nomenklaturnya menjadi Balai Kesehatan Mata, dan tahun 2023, Klinik berubah nomenklaturnya menjadi BLUD UPT Klinik Mata Ambon – Vlissingen.

Klinik Mata terletak di Passo dan sampai saat ini tidak ada Angkutan Kota (Angkot) yang melintas di kawasan tersebut. Biasanya masyarakat yang ingin berobat ke Klinik Mata harus turun di Terminal Transit baru mereka jalan kaki atau naik ojek ke Klinik Mata.

Daniel menyatakan, tahun 2013 dirinya  berpikir keras untuk bagaimana cara menarik perhatian masyarakat untuk dapat berobat ke Klinik Mata. Dengan peralatan seadanya, tahun 2014 mereka melakukan Bakti Sosial (Baksos).

Ditambahkan, Visi Klinik Mata adalah menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat terbaik di Provinsi Maluku dan sekitranya. Visi kita rencanakan 10 tahun lalu, kita berencana mengganti visi ini karena kita merasa kita sudah menjadi bagian dari Pelayanan Kesehatan Mata Terbaik di Provinsi Maluku. Terbukti dari banyak sekali kunjungan pasien baik datang dari Maluku Utara, Papua hingga Kendari datang berobat ke Klinik Mata ini.

Misi kami meningkatkan promosi kesehatan mata untuk pemberdayaan masyarakat, menyelenggarakan pelayanan kesehatan mata serta meningkatkan mutu di bidang kesehatan mata, dan mengembangkan jejaring kemitraan dengan berbagai institusi. Motto kami Kami Peduli Mata Anda.

Tahun 2015 kami melakukan pelayanan kesehatan mata bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Tahun 2018 mulai tersedia lebih dari 25 peralatan kesehatan mata modern. Tahun 2015 SSVA mengirim peralatan kesehatan mata namun dia tertahan di Jakarta lebih dari 2 tahun. Karena begitu banyak regulasi yang harus dilalui, akibatnya peralatan tiba di Ambon, sudah berkarat. Namun kami tidak patah semangat justru itu menjadi motivasi bagi kami untuk mengembangkan peralatan mata di Klinik kami.

Baca Juga  Trafik Light di Kota Labuha Halmahera Selatan Akhirnya Aktif

Menurutnya, saat ini peralatan kesehatan mata kami sudah canggih dan modern sama dengan yang ada di Belanda dan di Pulau Jawa.

“Tahun 2018 kami memiliki peralatan YAG Laser untuk pasien katarak, tahun 2019 kami memiliki pemeriksaan Refraksi dengan poroptor yang terintegrasi, mulai dari tekanan, ukuran kacamata dan ketajaman, ada 2 unit. Tahun 2020 kami memiliki pengobatan katarak dengan Fekoemulsifikasi dimana pasien melakukan operasi katarak tidak berdarah, tidak nyeri, dan pemulihannya sangat cepat, karena luka operasi 2 Milimeter,” tutur Daniel.

Pengobatan Gratis dalam Perayaan Satu Dekade Klinik Mata Ambon Vlissingen

Tahun 2023, kami diberikan anggaran oleh Pj Wali Kota Ambon untuk penyediaan alat Laser Retina dan OCT. Untuk Pasien Umum itu biasanya dibayar 500 ribu, namun sekarang gratis dalam Perayaan Satu Dekade ini.

Jumlah kunjungan di Klinik tandas Daniel, terus mengalami peningkatan, tahun 2015 hanya 27 pasien 1 bulan, tahun 2023 jumlah kunjungan dalam 1 bulan hampir 3000 orang. Jumlah operasi juga meningkat setiap hari 20 – 25 pasien dilakukan tindakan operasi dan itu penyakit Katarak dan hari-hari tertentu untuk penyakit mata lainnya.

“Kami juga aktif setiap tahun melakukan Baksos agar dikenal oleh masyarakat. Pengalaman bersama Andy Noya pertama kali adalah meminjam baju operasi dan Nurse Cap untuk melakukan operasi. Pernah juga melakukan Baksos di Saparua dan rencananya akan melakukan Operasi di Pulau-Pulau Terluar seperti di Kei Besar,” tambahnya.

Jumlah Staf di Klinik Mata saat ini pertama dibentuk hanya 8 sekarang sudah 31 orang. Staf-staf bekerja di Klinik mendapat training dari Belanda. Klinik Mata juga membuat jejaring kemitraan dengan Universitas Udayana Prodi Mata dan mereka menempatkan 2 residen senior dan tamat dari spesial mata stase di Kilinik Mata Ambon Vlissingen.

Pengembangan Staf kata Daniel, kami melakukan pengembangan kapasitas yang didukung oleh SSVA. Tahun 2017 ada 12 orang dikirim ke Vlissingen untuk pengembangan kapasitas. Tahun 2022 kami ada 25 orang ditraining bagaimana melayani pasien.

Mulai dari dokter spesialis, dokter umum, perawat hingga cleaning service. Rencananya pengembangan kapasitas akan terus dilakukan. SSVA juga mensupport dengan mengikuti simposium dan beberapa pelatihan kegiatan baik di Indonesia maupun di Eropa seperti di Millan dan Paris.

“Seperti kata Wali Kota kita belum memiliki Rumas Sakit, planning kita ke depan, Klinik Mata Ambon Vlissingen satu saat akan jadi RS Mata dan semoga yang pertama di kota Ambon, itu harapan kami. Tahun 2023 kami akan mengikuti akreditasi, semoga Klinik Mata Ambon Vlissingen bisa terakreditasi,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komite Mata Nasional Andy Noya  memulai Talk Show Satu Dekade Klinik Mata Ambon Vlissingen menyatakan, ada bahaya yang mungkin tidak kita sadari mengancam kita, karena angka kebutaan di Indonesia nomor dua di dunia dan tertinggi di Asia Tenggara.

Baca Juga  DKK Ambon akan Ikut Munas Dewan Kesenian dan Dewan Kebudayaan 2023 di Jakarta

Dikatakan, walaupun angka terakhir belum ada setelah pandemi, dikhawatirkan angkanya meningkat. Sekarang 3% atau sekitar 8 juta di atas 50 tahun. Ancaman yang mungkin kita hadapi, tadi bertemu senior-senior ini masa-masa di Indonesia sekarang ini angka harapan hidup manusia semakin panjang.

Menurutnya, di satu sisi kita bahagia orang-orang yang harapan hidup panjang dan semakin sehat, maka dia akan produktif. Tapi bahayanya usia 50 tahun ke atas katarak, kalau ini dibiarkan, tidak ada intervensi maka ada biaya yang harus kita tanggung. Perkiraan teman-teman NgO 64 Miliar sampai 84 Miliar/tahun akan menjadi beban. Karena siapapun anggota keluarganya mengalami kebutaan maka dia tidak akan produktif. Kemudian ini dibiarkan 5 tahun ke depan sekitar 600 Triliun harus kita pikul sebagai beban negara.

“Menariknya adalah saya datang ke daerah-daerah, banyak anak-anak yang kehilangan harapan untuk mewujudkan mimpinya, karena orang tuanya katarak anak tunggal, tidak bisa melanjutkan pendidikan karena dia harus menjaga orang tuanya. Satu orang buta di dalam rumah kita membuat yang lain tidak produktif. Padahal kita tahu persis, Katarakak bisa diatasi atau dipulihkan,” beber Andy.

Komite Mata Nasional, untuk membantu menurunkan angka kebutaan di Indonesia akibat Katarak. Karena 80% kebutaan di Indonesia gara-gara Katarak. Jadi kalau Katarak di Indonesia diintervensi sebanyak-banyaknya maka angka kebutaan di Indonesia bisa diturunkan.

Tapi seperti yang kita ketahui kata Andy, pandemi selama 2 setengah tahun tidak ada intervensi tidak ada operasi sehingga angka kebutaan akibat katarak dipastikan meningkat. Komite dulu itu Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan. Tugas utama saya adalah mendorong semua pihak untuk melakukan Operasi Katarak besar-besaran, di Indonesia.

“Kolaborasi Kebaikan. Siapapun yang berbagi dia dapat kebahagiaan. Komite kami tidak dibiayai oleh pemerintah tapidi suruh tidak boleh mencari uang. Dia punya Yayasan Kick Andy sudah berjalan 11 tahun. Fungsi dan peran saya agar mendorong agar banyak orang yang peduli. Kalau ada 1 orang Katarak di desa atau disekitar kita, itu menjadi beban bagi kita untuk membantu,” pungkasnya.

Bagi Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) ada juga dokter-dokter mereka mau datang ke daerah-daerah terpencil tidak dibayar mau melakukan Operasi membantu saudara-saudara. Orang-orang seperti Dokter Daniel dan 5 relasinya, kita bantu, kita dorong mencari sponsor, akan sangat membantu saudara-saudara kita. Ada juga yang menolak, karena takut dapurnya terganggu. Penetrasi mendorong penurunan Kebutaan mata akibat Katarak. (Keket)

Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.