Koreografi Kekuasaan

oleh -28 views
Made Supriatma

Kemudian, kepada pers dia bilang bahwa tidurnya tidak nyenyak di sana. Aha! Kesan yang muncul adalah situasi yang serba terbatas. Mungkin karena nyamuk. Mungkin karena tempat tidur yang tidak nyaman.

Sebagai penguasa sebenarnya itu bisa dia selesaikan dengan mudah. Sangat mudah. Dia membawahi ratusan ribu prajurit, jutaan pegawai negeri, dan belum lagi kolega-kolega yang superkaya. Namun, dia memilih tidur tidak nyenyak?

Ini koreografi kekuasaan yang sangat sederhana. Saking sederhananya, banyak orang tidak menganggapnya sebagai koreografi. Yang ada adalah persepsi bahwa dia bertanggungjawab. Dia adalah penyelesai masalah (problem solver). Dia punya komitmen sangat kuat untuk mewujudkan ibukota impiannya itu.

Yang tidak dipikirkan oelh banyak orang adalah bahwa semua itu sudah dikoreografi untuk membangun persepsi. Apakah ibukota itu akan selesai dalam 90 hari sisa kekuasaannya? Jelas tidak. Bahkan ada kemungkinan penguasa berikutnya atau bahkan mungkin anaknya sendiri (oh Lord, spare us from this to happen!) mungkin tidak bisa melanjutkannya.

Baca Juga  Karya Kreatif Warga Binaan Perempuan LPP Ambon Hadir di MIPC 2024

Orang sering lupa pada pola-pola koreografi ini. Ingat mobil Esemka, ketika dia berbual bahwa orang harus inden 3-4 tahun untuk membelinya? Segera muncul bahwa ia pemimpin yang visioner, yang bekerja keras untuk kemajuan negeri ini. Dia tahu persis bahwa itu tidak mungkin dilakukan. Namun toh dia bisa mengkoreografi sukses, bahkan ketika sukses itu sendiri adalah kegagalan.

No More Posts Available.

No more pages to load.