Cerpen Karya: Muhammad Arief Nurza
Kutatap deretan nama itu, “oh tidak”, ternyata ada namanya. Jantungku berdegup kencang saat aku tau ternyata dirinya yang kucinta sejak SMA yang lalu sekelompok KKN denganku. Mataku tak henti-hentinya menatap namanya yang membuatku terdiam beberapa saat dengan paras yang masih belum percaya. Berpikir pasti banyaknya hari-hari indah yang kami lalui di tempat asing itu.
Aku tidak sabar memberitahunya betapa bahagianya aku bisa sekalu bersamanya. Tetapi itu semua mustahil yang aku fikirkan. Aku tau, dia sudah menjalin asmara sejak SMA dulu dengan seseorang dimana aku cukup tau siapa dia dan betapa jauh bedanya aku dengan kekasihnya itu.
Hari-hari indah itu pun datang. Betapa berdegup kencangnya jantung ini melihat kecantikkannya yang dulu pernah membuatku jatuh hati. Kutatap matanya yang sayu, dan tak ada sedikitpun berkurang kecantikkannya itu. Baru aku sadar ternyata rasa itu masih ada.
Di tempat asing itu, banyak hari-hari indah yang kulalui dengannya. Tak sedikitpun momen itu yang kulewatkan tanpa senyum indahnya. Suka duka selalu kulewati bersama.
Bahagialah hati ini tatkala tau jika dia sudah tak bersamanya. Ingin hati ini berteriak menjerit tawa bahagia menyebut namanya. Namun tak begitu dengannya, seringkali kulihat kepedihan hati di matanya. Ingin sekali ku menghibur dan membuat canda tawa. Mengobati hatinya nan luka atas kekecewaan yang diberikan lelaki yang tak sadar keindahan dirinya.