Er Zal Geen Woord Zijn Om Te Scheiden
ada banyak cara untuk mengucapkan selamat tinggal
tetapi pasir di pantai terlampau akrab menerima garam sebagai nasib
sudah begitu lama sejak takdir diberi nama oleh garis panjang yang memberi batas pada laut
dari mana para pelaut berlayar dan pulang ke dalam pelukan
ada banyak cara untuk mengucapkan selamat berpisah
tetapi dahan bakau terlampau setia menerima burung-burung
juga angin pantai yang terkadang membuatnya patah
sudah begitu sejak lama ditakdirkan menjadi rumah
oleh kedatangan dari mana saja yang menjadikannya indah
juga bagi pelaut yang kalah dan ingin bercinta
ada banyak cara untuk mengucapkan selamat jalan
tetapi lelaki tetap setia untuk bertahan memikul ombak
sebab matanya adalah laut seperti katamu suatu senja
ketika kaca-kaca buram. seturut hujan yang turun di kotamu
dan engkau semakin gelisah menahan senyap dari dadamu
yang kering dibakar garam tersebab waktu bersilauan seakan hampa
ada banyak cara untuk mengucapkan selamat tinggal
tetapi lelaki tiada lelah menjaga hidup di sisa waktu. bersamamu
Ambon, 10 Mei 2019
=======
Pada Senja Kelima di Bulan Mei Lelaki itu Melipat Hati
ada saatnya ikan-ikan memilih datang dan pergi
musim berlalu silih dan berganti
ada waktunya angin mati dan laut jadi sunyi
begitupun nasib lelaki. terkadang ia hanya sendiri
menghitung garis nasib dari umur yang kian ke tepi
dan di sini, satu lagi kisah telah diberangkatkan
dari pelabuhan yang kian sepi
dari tiang-tiang yang gigil menunggu mati
dari pulau-pulau yan tak lagi mengakrabi maut
tiada pula karam dan terlelap di dasar laut
padahal cinta katamu:
koi pahu gan lelyanga
tahan para do lea
kalau uya do lea
fota deha in rangka
lalu pada senja kelima di bulan mei ini
lelaki laut tak lagi kuasa memikul sabar
untuk memungut sisa-sisa puisi di pasir pantai
dimana hujan menyembunyikan airmata
dari wajah yang terlanjur luka
ada kalanya ikan-ikan memilih pergi dan tak kembali
perahu-perahu menarik dayung dan menepi
ada waktunya arus mati dan laut jadi pasi
begitupun nasib lelaki. terkadang ia melipat hati
menghalau semua debar di muara sugai. agar tak sakit hati
Ambon, 6 Mei 2019
======
Pada Satu Musim Sebelum Pancaroba
jauh sebelum musim mengirimkan tanda pancaroba
aku telah lama mengukir namamu di kain layar
merajutnya dari benang terbaik dengan segala doa
biar jika nanti melaut lagi, akan terasa kau selalu bersamaku
menempuh pelayaran di haru-biru mimpi
di biru-biru hari, masa depan sehidup-semati
jauh sebelum musim mengirimkan tanda pancaroba
aku telah lama mengikat namamu di badan perahu
merapalnya sebagai temali doa dengan segala puja
biar jika nanti melaut lagi, tiada lepas ikatan cinta
seperti janji di pagi itu ketika pertama kita berjumpa
begitu lembut gelombang rindu. langit pun biru
jauh sebelum musim mengirimkan tanda pancaroba
aku telah lama menulis namamu di badan perahu
mengukirnya dari huruf terbaik dengan segala tabu
biar jika nanti melaut lagi, tiada pudar segala deru
seperti laut di kampungku yang selalu biru
menghampar luas kemana pun pandang menuju
cinta yang lama bersemayam di kalbu
bunga asmara pertanda merindu
Ciputat, 25 Oktober 2017
======
Balo Lipa
lemmusa nyawamu anri
musolangi atikku
engkamu tudang botting
riyolo matakku…
lalu kata-katamu berhamburan bagai ombak pecah di bola mata
perihnya itu anri melebihi luka tikaman badik
dari dua belas pertempuran laut yang menjadikanku lelaki bugis
kessipparo adammurawettu siolotanaksulenaro anrimusolangi attiku
lalu musim yang bersilangan memecah buritan kapal
temali layar dan kemudi berserak sepanjang pantai
karam sudah sebuah riwayat
yang tak mencatatkan namaku di atas mahligai
monro ale-alemadoko watakkale
dan tak sampai-sampai surat cintamu dari makassar
Ternate, 21 September 2016
=========