Lima Puisi Eko Saputra Poceratu

oleh -546 views
Link Banner

Buah Kasih Sayang

untuk Saartje Agustina Emmy Hahury Ada ibu yang rela jadi abu, debu, asal anaknya jadi unggun. Ada ibu yang menarik matahari, rembulan, asal anaknya jadi bumi. Ada ibu yang rela patah tulang, asal anaknya jadi punggung. Ada ibu yang meneteskan air mata, supaya anaknya bisa melepaskan senyuman. Aku punya ibu itu. Ibu yang jadi Saartje […]

3 Agustus 2019

========

Intervensi Cinta

h/ Aku mendengar angin berbisik bahwa melukai itu jahat, namun setiap lidah diciptakan bersama dengan racunnya, setiap hati diciptakan bersama dengan kepahitannya dan setiap perasaan memerlukan luka untuk menjadi pengertian.  

3 Agustus 2019

=========

Kota Sampah Kita Sampah

Untuk orang-orang yang dibuang ke tempat sampah (2/8/2019) Jalanan ramai ini hari bukan? Angin turun sampai ke selokan. Air mengalir lebih kuat dari hasrat. Gedung dan karung, bertarung dan orang-orang yang taring, mencari daging untuk digigit. Lalu untuk kau yang menyapu bangkai, tahi, dan daki, pandangan dan suara berbalas-balasan seperti paduan suara. Apa yang kau […]

2 Agustus 2019

==========

Hidup Tak Pernah Lunas

  Mengikuti keajaiban   Kemana kebajikan   Entah hilang kearifan   atau diberi keuntungan     orang-orang tetaplah seseorang   meski lima kali jatuh cinta   walau sepuluh kali terluka   karangan tetaplah ditulis seseorang     usia melayat manusia   kau menyayat dia   luka dari sikut ke ketiak   bau dari mulut ke […]

2 Agustus 2019

========

Minumlah Sageru, Sophia

Kau menganggur, aku mengandung dan dia menghambur dari panggung ke panggung, punggung ke punggung, pinggul ke pinggul Sophia, minumlah anggur segelas Mabuklah malam ini, di atas meja petani miskin yang terabaikan oleh pesta demokrasi Kalau seks sudah tidak manjur untuk menghibur hatimu jangan kau giring kepiluan pada keraguan Ranjang bukan tempat terpanjang untuk memajang keinginan […]

29 Junior 2019

≠=======

Eko Saputra Poceratu

Eko Saputra Poceratu, lahir di Tihulale, 2 Mei 1992. Ayah bernama Yohanes Poceratu dan ibu bernama Maria Pariama. Pernah tergabung dalam beberapa antologi bersama seperti, Antologi Puisi Biarkan Katong Bakalae (2013), Pemberontakan Dari Timur (2014), Antologi Mata Aru, Antologi Kita Dijajah Lagi (2017), Rasa Sejati (2018), Antologi Puisi Banjar Baru’s Rainy Day Literary Festival (2017-2018). Merupakan penulis Emerging di Makassar International Writer’s Festival di Fort Rotterdam (2018) dan salah satu penulis dalam Festival Sastra dan Rupa Kristiani di Jakarta (2018). Sampai saat ini telah menerbitkan sebuah novel romansa, Pelangi Biru (2013), Cerpen Di Jalan-Jalan yang Kita Curi (2014) dan telah menerbitkan Kumpulan Puisi Hari Minggu Ramai Sekali (2019).