Lima Puisi Wirol Haurissa

oleh -128 views

C. I. TAMAELA 1957

tifa-tifa, ribu-ribu suara mantra diayunan dari rongga dada. ribu-ribu hujan berbaris memukul ombak di banda. ribu-ribu kumpul musim, ribu-ribu pela ayo e, manis lawang e.

antua yang membuat kolosal di teluk-teluk, perahu ribu-ribu, anak-anak dan dayung arus menumpahkan keceriaan, gerakan-gerakan teratur tanpa batas, layar-layar dikibarkan, kuberikan hormat padamu tamaela sayang e.

katamu; mari kita nyanyikan kenikmatan di jejak pasir, buih-buih yang rima melayang menemui kebenaran dan menyebarang. cahaya menjadi tangga nada, bintang-bintang menggedap saban batu-batu di isi irma laut e.

sekarang. dalam keheningan yang turun pelan bersama harmoni itu. kita menandai akhir dari tubuh yang diam tapi tidak pada bunyi, nyanyian, suara-suara, bambu, kayu-kayu, alam dan segala yang tertera di dalamnya. semua dijadikan irama balok, tifa-tifa, toki toki tifa e.

Banda Naira, 20 April 2020

========

NAIRAAY

di atas motor kayu. kudapati orang-orang saudara, barbau fuli ikan air garam yang harum di bawah matahari. di atas mator kayu, hatiku berenang menuju, separuh tertinggal di alur-alur pelayanan, pelayaran, hutan dan laut raya bersama rindu yang menghabiskan kata. di atas motor kayu, aku menyapu ombak ke barat dan masoro ke timur di antara gunung api dan banda besar. di atas motor kayu, ay selamanya begitu hidup, begitu membuat aku menari dengan naira dan pulau-pulau kuat dan berani.