@Porostimur.com | Ambon : Meskipun bukan berlatarbelakangkan sebagai seorang politikus, namun pengusaha berdarah asli Maluku ini tetap saja mencoba peruntungannya dalam Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2019 nanti.
Dalam keterangannya kepada @Porostimur.com, di Ambon, Kamis (25/10), Victor A. Loupatty, membenarkan dirinya akan terlibat dalam kontestasi politik 5 tahunan itu.
Namun saat ditanya bagaimana hingga ia bisa berada dalam ajang politik ini, ia pun mengaku baru menyadarinya saat dirinya sudah terdaftar secara resmi ke KPU Maluku sebagai kontestan dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) nomor urut 4 untuk memperebutkan kuota kursi legislasi DPR RI.
”Itulah yang jadi satu hal, yang saya sendiri juga tidak mengerti, kenapa saya sampai pada akhirnya juga ikut dalam kontestasi politik 2019. Yang jelas, profesi saya sangat jauh berbeda dengan yang ini. Saya seorang pekerja yang sudah beberapa puluh tahun terlibat dalam pekerjaan swasta/pengusaha. Kini, apakah takdir mengharuskan saya harus masuk dalam sebuah habitat yang sangat berbeda?,” ujarnya.
Menurutnya, berada pada bangku legislasi, merupakan tantangan tersendiri.
Pasalnya, saat berada sebagai seorang pengusaha, akunya, dirinya hanya bermanfaat sebatas bagi perusahaan, maupun lingkungan dan orang yang berada di dalamnya, serta komunitas yang berkaitannya.
Namun secara global, belum memberikan dampak yang maksimal.
Dan saat dipercayakan masyarakat menjabat sebagai anggota DPR RI, jelasnya, maka manfaat dan segala sumber daya yang dimilikinya bisa dipergunakan semata-mata bagi kepentingan masyarakat Maluku.
”Kita memiliki ukuran materi yang ukurannya di situ sebagai perusahaan. Tetapi di DPR tentunya berbeda jauh, hanya murni pengabdian bagi yang mempercayakan kita di kemudian hari. Artinya, kalau cari uang tentunya bukan lagi fase. Yang sekarang ini fase berdiri untuk dipakai oleh masyarakat Maluku. Jika takdir ini mengharuskan saya harus berpindah profesi, tentunya dengan talenta yang saya punya, semoga dapat berguna untuk masyarakat Maluku di kemudian hari,” jelasnya.
Kesempatan menuju kursi legislasi di DPR RI, terangnya, bisa menjadi milik siapa saja.
Dimana, kesempatan dimaksud harus dimaksimalkan oleh masing-masing figur yang ingin mencalonkan dirinya sebagai anggota legislasi.
Bukan saja modal popularitas dan finansial, tegasnya, namun faktor yang paling mendukung kesempatan tersebut yakni tingkat kepercyaan masyarakat itu sendiri.
”Ini peluang yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat Maluku, untuk kepentingan Maluku kedepan. Dan, memaksimalkan juga talenta saya yang ada dalam kebiasaan saya, berusaha berkomunikasi, mungkin itu dapat saya praktekkan. Jika masyarakat mempercayakan amanah itu kepada saya. Jika masyarakat mempercayakan, ini juga merupakan pergumulan, apakah ini dari Tuhan, apa dari eforia saya pribadi, kan kita harus menguji. Saya menunggu saja, jika 2019 masyarakat memilih, ya saya meyakini itu adalah amanah yang Tuhan sudah ijinkan bagi saya untuk melakukan yang terbaik bagi banyak orang khususnya Maluku tercinta ini,” tegasnya.
Ditambahkanya, masih ada pekerjaan rumah (PR) yang masih tersisa bagi pemerintah dan masyarakat di Maluku, yakni berlimpahnya sumber daya alam (SDA) namun tidak ditopang dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.
”Bagaimana SDA itu ada banyak, tapi menurut catatan banyak yang miskin. Mungkin itu yang bisa kita upayakan semaksimal mungkin agar SDA dengan SDM kita kawinkan, SDA kita kelola profesionalnya. Dari SDM itu sendiri, kalau pun tidak ada di Maluku, alih teknologi dari luar. Ya, kita maksimallah, jangan terbalik. Sehingga, kesempatan untuk pendapatan per kapitanya juga meningkat, khusus dari masyarakat yang memiliki sumber daya itu sendiri. Itu yang saya pikirkan di saat ini, kalau Tuhan kehendaki terpilih nanti,” pungkasnya. (katherin)