Porostimur.com | Ternate: Melihat trend penanganan Covid19 di Maluku Utara yang mengarah pada peningkatan jumlah kasus reaktif Rapid Test yang kini mencapai 57 orang (rilis 17/4/2020) serta tambahan hari ini 8 orang (5 morotai dan 3 Halut) maka berkonsekwensi pada penegakan diagnostik serta penanganan berupa isolasi dan lainnya.
Untuk itu LSM Rorano Maluku Utara meminta agar data yang reaktif dibuka sesuai daerah asal sebagaimana sebelumnya, sehingga masyarakat akan aware dan terlibat dalam pencegahan.
Dirktur LSM Rorano, Asghar Saleh kepada media pers, Sabtu (18/4/2020) menyatakan, jika ditutupi justru akan melahirkan kecurigaan dan penyebaran hoaks.
“Saat ini masyarakat butuh keterbukaan informasi. Masyarakat juga tidak tahu dari jumlah reaktif yang sudah di swab test, siapa yang belum, siapa yang akan ditest”, ujarnya.
Menurut Asghar, salah satu keterbukaan informasi yang penting adalah hasil swab test. “Jika positif diumumkan tapi yang negatif disembunyikan..ini ada apa? Di awal penanganan selalu diumumkan yang negatif lengkap dengan daerah asal..kemarin 7 negatif tapi tidak tahu siapa?”, ujarnya dengan nada tanya.
Asghar mencontohkan pasien dari Bastiong yang dirujuk ke RSU tanggal 5 Maret. Namun kemarin yang bersangkutan sudah shalat Jumat di Mesjid Bastiong.
