Oleh: Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation
Tulisan ini masih berkisar diskusi Capres ABW di FPCI dua hari lalu. Saya tertarik membahasnya karena selain memang menjadi “passion” saya sebagai diaspora Indonesia di luar negeri juga karena diskusi itu walaupun nampak sangat spontan tapi penuh makna. Baik dalam pemaparan maupun jawaban-jawaban yang disampaikan oleh Anies menggambarkan penguasaan masalah, sekaligus koneksi batin (spiritual) Anies dalam misi yang dijalankannya.
Kali ini saya akan menuliskan hikmah dan makna strategi yang saya pahami dari jawaban Anies tentang pertanyaan “makan malam”. Seorang anak muda bertanya kepadanya: “Kalau nanti terpilih jadi Presiden dan sekiranya Anies ingin mengundang tamu-tamu agung untuk makan malam, siapa gerangan tiga tamu Istimewa yang akan diundang?”.
Oleh sang penanya ditambahkan bahwa jawaban boleh bersifat faktual. Tapi boleh juga sifatnya imajinatif. Bisa menyebutnya tiga nama orang yang masih hidup. Tapi boleh juga menyebut nama tokoh-tokoh agung yang telah tiada.
Anies sebagaimana lazimnya tidak berpikir panjang. Satu kelebihannya seolah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan spontan itu telah dipersiapkan secara matang. Sekali lagi, menjadi bukti kematangan wawasan, ketajaman berpikir dan kedalaman intelektualitas, serta ketinggian intelijensial baik pikiran maupun spiritual emotional.