Melampaui Machiavelli

oleh -47 views

Oleh: Denny Indra Sukmawan, Dosen Fisip Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

PANDANGAN “tujuan menghalalkan cara” ialah situasional, pun apabila dilakukan haruslah dengan pertimbangan-pertimbangan dan landasan yang jelas.

Jika hari ini masih ada penguasa yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, apalagi dalam konteks mempertahankan kekuasaan, mereka sudah melampaui Medici dalam imajinasi Machiavelli.

Ini salah satu simpulan saya dari Machiavelli’s Ethics (2009) dan Machiavelli’s Prince (2014). Dalam kedua karya ini, Erica Brenner -ilmuwan politik dari Yale University, mengajak kita untuk merekonstruksi cara pandang terhadap Machiavelli.

Saya merekomendasikan kedua karya ini kepada pembaca, dan para pembisik di lingkaran kekuasan yang belakangan ini seperti candu mengesampingkan prosedur dan pakem, serta terobsesi dengan hasil akhir.

Baca Juga  PDI Perjuangan Kerja Paket Menangkan JAR-AMK dan Malik-Arobi

Dalam interpretasi Brenner, proses dialektis dalam tulisan-tulisan Machiavelli, seperti The Art of War (Seni Perang), Discourses (Diskursus), The Prince (Sang Pangerang), dan Florentine Histories (Sejarah Fiorentina) (2009: 341-42) penting untuk dipahami.

Machiavelli biasanya memulai dengan pernyataan yang terkesan membenarkan “tujuan” -seperti kemenangan, keamanan, atau kebebasan, bisa dibenarkan.

No More Posts Available.

No more pages to load.