Meliala dan Mandagi apresiasi penyelenggaraan Pesparani

oleh -8 views

@Porostimur.com | Ambon : Meskipun tanpa kehadiran Presiden Jokowi, namun kemeriahan penyelenggaraan khususnya pacara pembukaan Konferensi Pers Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional I di Lapangan Merdeka Ambon, Sabtu (27/10), tetap meriah.

Terselenggaranya even yang baru pertama kali dilaksanakan secara nasional ini, mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional (LP3KN).

Hal ini dibenarkan Ketua LP3KN, Adrianus Meliala, saat berhasil dikonfirmasi wwartawan, usai acara pembukaan Pesparani digelar.

Menurutnya, LP3KN merupakan lembaga pemerintah yang disetujui Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dengan tugas untuk menjaga seni budaya Gereja.

”Kami panitia tetap Pesparani. Kalau panitia lokal, itu panitia adhoc yang akan menyerahkan kuasanya setelah pesparani berakhir,” ujarnya.

Baca Juga  Prediksi Everton vs Liverpool: Derby Terakhir di Goodison Park yang Sarat Emosi

Pernyataan Meliala ini juga didukung Uskup Diosis Amboina, Mgr Petrus Canisius Mandagi,MSC.

Selaku tuan rumah, akunya, pihaknya berbangga dan senang Pesparani Katolik ini pertama kali dilaksanakan di Kota Ambon.

”Walau mungkin presiden tidak hadir, kita hadirkan kegembiraan dan sukacita. Apalagi di tengah situasi politik kita yang muram, saling fitnah dan dusta,” jelasnya.

Atas partisipasi pemerintah pusat yang memediasi Pesparani, disampaikannya terima kasih, terlebih pemerintah tidak bersikap diskriminatif.

Pesparani, akunya, merupakan altar perdamaian yang diterima dan didukung semua agama di Kota Ambon.

”Jangan jadikan agama sumber permusuhan. Saya dengar yang menjemput di bandara ada yang berjilbab dan saya bangga karena itu,” tegasnya.

Baca Juga  Bunuh Istri Tagal Cemburu, Seorang Suami di Tanimbar Ditahan Polisi

Menurutnya, piala yang akan diperebutkan dalam Pesparani juga menggambarkan keberagaman atau keBhinekaan yang mewakili masyarakat Indonesia.

Dimana, pada piala bergilir presiden Republik Indonesia, ada burung Garuda yang memegang semboyan berbeda-beda tapi satu.

Selain itu, keterwakilan iman Kristen pun termaktub pada piala dimaksud, yakni salib yang berarti suka berkorban dan tidak egoistis.

”Lalu ada malaikat surga. Mereka selalu bernyanyi kepada Tuhan,” pungkasnya. (keket)