Oleh: Made Supriatma, Peneliti dan jurnalis lepas. Saat ini bekerja sebagai visiting research dellow pada ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura
Mengapa IKN? Pertanyaan ini saya ajukan terus menerus dan hingga saat ini sulit mendapatkan jawabannya.
Mengapa saya bertanya? Karena melihat perkembangan kota Jakarta sendiri. Satu argumen yang sering diajukan adalah bahwa Jakarta is a sinking city (Jakarta adalah kota yang sedang tenggelam).
Orang kemudian disuguhi data tentang rata-rata Jakarta tenggelam 6.7 inch (17 sentimeter) per tahun. Kalau itu benar, maka hanya dalam 6 tahun ke depan, Jakarta turun 1 meter.
Data random yang saya dapati dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa tanah di Jakarta turun 0,04–6,30 cm per tahun antara 2015–2022. Kalau itu beanr, maka kalau diambil angka mediannya saja, Jakarta akan turun 1 meter dalam waktu 30 tahun.
Rasanya kok sulit saya percaya.
Tambah sulit lagi dipahami karena di sebelah utara Jakarta sedang dibangun kota satelit. Ini wilayah utara, pinggir pantai, yang tentu saja, secara logika, penurunannya jauh lebih cepat.
Ada dua kota yang saat ini sudah selesai dibangun. Pertama adalah Pantai Indah Kapuk (PIK) I seluar 1.000 hektar. Kemudian masih ada PIK II yang luasnya 6.000 hektar.
