Oleh: Rustam Ohorella, Pemuda Maluku
Bahwa tanggal 31 Desember 2023 itu, akan menjadi hari terakhir masa jabatan Jenderal Pol. (Pur) Murad Ismail sebagai Gubernur Maluku. Publik tahu betul, dia saat ini sangat intens mempromosikan istrinya Widya Pratiwi Murad, sebagai Caleg DPR-RI melalui Partai Amanat Nasional (PAN).
Sebagai pejabat yang masih punya “mimpi politik” ke depan, tentu saja dia sudah menyiapkan “Plane B” berupa jaringan, infrastruktur, dan mungkin juga uang. Termasuk menempatkan orang penting dan orang kepercayaannya di birokrasi sebelum dia meninggalkan “pos strategis” itu.
Pertanyaannya kemudian adalah, seberapa efektifkah strategi itu, jika nanti yang bersangkutan tidak lagi menjabat sebagai gubernur di provinsi Seribu Pulau ini ?
Apalagi selama menjabat sebagai gubernur, selain “dinilai gagal ” oleh beberapa fraksi di DPRD Provinsi dan masyarakat, lawan politik yang dia ciptakan sendiri oleh Murad juga cukup banyak.
Situais politikny atentu berbeda, ketika mantan Dankor Brimob itu maju bertarung di 2018 kemarin dengan saat ini. Kala itu publik Maluku belum banyak mengenal sisi “abu-abu” dari yang bersangkutan.
Kala itu, publik hanya melihat Murad sebagai “anak Maluku” (Mantan Kapolda) yang sukses di level nasional karena menempati posisi strategis sebagai Dankor Brimob yang punya keinginan tulus untuk membangun Maluku.