Oleh: Moh Ramli, Kolumnis
PERGOLAKAN politik nasional kian panas. Khususnya di pertarungan Capres 2024. Etika dari calon pemimpin Indonesia selanjutnya ini pun dipertanyakan.
Publik mempertanyakan etika itu karena berpandangan bahwa nilai tersebut menjadi asas urgent, alias penting yang wajib dimiliki oleh semua sosok jika mau maju sebagai calon pemimpin Negeri Khatulistiwa ini.
Negara sebesar Indonesia, negara sekaya Indonesia, negara yang dibangun dari darah dan air mata oleh para pahlawan, begitu sungguh disayangkan dan begitu amat mahal jika harus dipimpin oleh sosok yang belum “akil baligh” tersebut.
Apa barometer untuk sosok pemimpin di Indonesia? Sederhana: mereka yang pantas menjadi pemimpin adalah mereka yang kata-katanya dan perbuatannya mampu memberikan semangat, teladan, motivasi bagi rakyatnya.
Demikian juga, mereka yang pantas menjadi pemimpin adalah mereka kebijakannya memberikan kenyamanan, kebahagiaan, kesejahteraan, kemerdekaan hidup dan berpikir bagi masyarakat.
Pilpres 2024 sudah dekat. Sudah ada beberapa sosok yang ikut dalam kontestasi politik nasional tersebut. Sayangnya, publik nampaknya kecewa dengan suguhan sosok-sosok yang ada.
Itu setelah sebagian Capres 2024 ini mulai menampakkan sosok aslinya. Sosoknya yang jauh dari harapan pemimpin ideal. Bahkan, jika tak mau disebut, jauh dari kata pantas untuk menjadi seorang leader Tanah Air tercinta kita.