Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1949, sejumlah besar orang Maluku yang pernah bekerja sebagai tentara dalam KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda) dibawa ke Belanda, namun mereka kerap merasa termarjinalkan di negara baru tersebut. Satudarah MC menjadi salah satu cara komunitas ini menjaga ikatan budaya dan membangun solidaritas di lingkungan yang terkadang terasa asing.
Selain itu, Satudarah MC tidak hanya terbatas pada anggota keturunan Maluku. Klub ini kemudian berkembang dan menjadi lebih beragam, dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis. Namun, akar budaya Maluku tetap menjadi bagian penting dari sejarah dan identitas Satudarah MC.
Seiring waktu, Satudarah MC mulai dikenal tidak hanya di Belanda tetapi juga di berbagai negara, termasuk Jerman, Belgia, dan bahkan Indonesia. Meski memiliki reputasi sebagai klub motor, Satudarah MC juga sering dikaitkan dengan aktivitas ilegal, meskipun anggotanya menekankan bahwa klub ini hanyalah sebuah komunitas persaudaraan bagi penggemar motor. Satudarah MC telah diawasi oleh pihak berwenang di berbagai negara karena adanya tuduhan terlibat dalam kejahatan terorganisir. (red)
Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News