Penulis: Hasby Yusuf, Aktivis Dewan Otonomi Khusus Maluku Utara
Dalam Dialog Publik Bersama Gubernur, Sekda, Pak Ota dan Herman dan kawan-kawan aktivis dalam refleksi 20 tahun Provinsi Maluku Utara. Saya tegaskan bahwa ada banyak problem yg tak kunjung diselesaikan. PERTAMA, problem leadership, problem ini menimbulkan hadirkan abnormalitas dlm pengelolaan pemerintahan.
KEDUA, problem kordinasi, salah satu faktor lambatnya percepatan pembangunan adalah lemahnya ruang kordinasi antar gubernur dgn bupati/walikota, termasuk juga miskordinasi antar sektor/bidang/dinas. Ini semua efeknya pada penumpukan masalah daerah yang tak bisa diurai sehingga opsi kebijakan menjadi terbatas dan hilangnya senergisitas.
KETIGA, minim Kolaborasi dan menguatnya kompetisi. 20 tahun berprovinsi Kita terjebak pada semangat kompetisi perebutan kekuasan dan lupa energi untuk berkolaborasi sebagai sesama anak daerah. Poinnya kita sia-siakan energi kemajuan dan menghabiskan waktu utk bermusuhan.
KEEMPAT, “Jebakan Sumberdaya Alam”. Kita gagal mentransmisikan keunggulan SDA utk kemakmuran rakyat. Yang terjadi justru kita mengobral sumberdaya alam utk kepentingan kelompok kekuasaan. Pemilik kuasa bebas membagi sumberdaya mineral negeri ini dgn rakus dan membiarkan rakyat terkapar miskin diatas tumpukan emas dan nikel.