Tokoh masyarakat Kelurahan Indonesiana, Rustam Marsaoly menuturkan, ia memberi apresiasi kepada pemuda Indonesiana yang didukung oleh mahasiswa Kubermas Unkhiar untuk membuat kegiatan pameran Indonesiana tempo doloe.
“Saya berkiprah di Kelurahan Indonesiana dalam dunia olahraga sekitar tahun 1980-an. Di tahun tersebut, kegiatan-kegiatan pemuda sangatlah minim. Terkait dengan asal usul Kelurahan Indonesiana, saya belum pelajari sampai setingkat itu,” ungkapnya.
Pria kelahiran 1971 ini, bercerita bahwa Indonesiana saat itu, antara kami dengan orang-orang non muslim mempunyai kebersamaan dengan sangat terjalin, sebab mereka di Indonesiana sejak 60-an. Namun, dalam konflik 1999 membuat mereka harus berpisah dan tak kembali lagi.
Konflik tersebut, Ko Utam sapaan akrabnya menyampaikan, itu di seting untuk kepentingan orang-orang besar. Karena sebelumnya, hubungan kekerabatan dan kekeluargaan kami dengan mereka sangat erat.
“Ketika dalam suasana konflik itu, mereka harus lari ke Tobelo, Haltim, Jailolo, dan saya sempat ketemu dengan mereka ketika itu,” singkatnya.
Penggagas pameran arsip Indonesiana, Teguh Tidore menjelaskan, kegiatan ini bagian dari kolaborasi kami dengan mahasiswa Kubermas Unkhiar tahap I 2023 Kelurahan Indonesiana dengan menampilkan foto Indonesiana tempo doloe, Gubernur Irian Barat, maupun foto-foto eks bangunan di Indonesiana.