Thariq bin Ziyad kemudian memilih Lembah Barbate sebagai lokasi pertempuran. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan strategis, dikelilingi oleh gunung di sisi kanan dan belakang, serta danau di sisi kiri, menjadikannya posisi yang sulit diserang dari berbagai arah.
Pertempuran dimulai pada 28 Ramadan 92 H (19 Juli 711 M), pemandangan di Lembah Barbate memperlihatkan kontras besar antara jumlah pasukan Muslim dan pasukan Kristen. Selama delapan hari berturut-turut, pertempuran berlangsung sengit. Pasukan Muslim, meskipun kecil, menunjukkan ketabahan dan keyakinan yang luar biasa. Mereka bertahan dengan keberanian yang menginspirasi, sementara pasukan Kristen terus mengalami kekalahan.
Pada akhirnya, pasukan Muslim berhasil memenangkan pertempuran, menandai tonggak penting dalam sejarah jihad Islam. Dengan kepemimpinan Thariq bin Ziyad, kemenangan ini menjadi awal dari penyebaran peradaban Islam di Andalusia. Sementara itu, Raja Roderic, pemimpin pasukan Kristen, dikabarkan tewas di medan perang atau melarikan diri ke utara, namun hingga kini nasibnya tetap menjadi misteri.
Kemenangan di Lembah Barbate membuka jalan bagi kaum Muslim untuk mendirikan kekuasaan di Andalusia, membawa perubahan besar dalam sejarah Eropa.