PBNU Sedang Tak Baik-baik Saja

oleh -319 views

Oleh: Moh Ramli, Penulis Buku Temaram, Merawat Akal Sehat, dan Mentalitas Madura

NAHDLATUL Ulama (NU) menyatakan dirinya kembali ke Khittah 1926 pada Muktamar Ke-27 di Situbondo 1984. Artinya, organisasi ini tak lagi berpolitik praktis. Politik yang dijalankan ialah praktik politik untuk memperkuat kebangsaan, kerakyatan, serta etika politik.

Khittah 1926 itu sejatinya lahir karena menyadari organisasi ini mewakili berbagai macam latar belakang, bukan hanya etnis, tetapi juga latar belakang politik. 

Oleh karenanya, kecenderungan NU atau elit NU yang berpihak ke suatu kelompok politik, berpotensi mencederai keberagaman di tubuh organisasi yang didirikan pada 31 Januari 1926 ini.

Ma’ruf Amin dalam buku: Historiografi Khittah dan Politik Nahdlatul Ulama karya Ahmad Baso (2021) menegaskan, khittah ini adalah garis-garis besar yang tidak boleh berubah oleh keadaan apapun. la merupakan platform, landasan, pijakan, atau garis-garis besar perjuangan. Khittah NU adalah cara berpikir, bersikap dan bertindak di dalam NU yang dibangun di atas landasan gerakan perbaikan atau ishlah.

Baca Juga  Klinik Pratama LPKA Ambon Resmi Miliki Izin Operasional

Namun, dewasa ini komitmen para tokoh-tokoh pada semangat Khittah 1926 tersebut kembali dipertanyakan dan bahkan nampaknya harus dikritisi untuk perbaikan. Khususnya para tokoh-tokoh yang sedang duduk di pucuk kepemimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

No More Posts Available.

No more pages to load.