Pada Senin, militer penjajah Israel mengonfirmasi bahwa dua tentaranya tewas di Jalur Gaza selatan. Dengan demikian, jumlah tentara mereka yang terbunuh sejak 7 Oktober menjadi 566 orang.
Militer penjajah mengidentifikasi tentara yang terbunuh sebagai Sersan Satu Adi Eldor dari unit elit Maglan, dan rekannya Sersan Satu Alon Kleinman. Menurut pihak militer, kedua tentara tersebut tewas setelah menjadi sasaran roket anti-lapis baja di Khan Younis.
Penjajah berupaya untuk menyembunyikan besarnya kerugian yang mereka alami. Mereka pun menerapkan sensor ketat terhadap angka akurat jumlah korban selama pertempuran yang sedang berlangsung di jalur Gaza. Meski demikian, rekaman yang diterbitkan oleh media militer dari faksi Perlawanan Palestina menunjukkan bahwa kerugian yang terjadi jauh lebih besar dari yang diumumkan secara resmi.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan pekan lalu bahwa militer pendudukan Israel telah merawat sekitar 13.000 tentara yang terluka sejak 7 Oktober. Ketika sebagian dari korban luka dipulangkan setelah menerima perawatan, 2.830 tentara masih berada di rumah sakit untuk menjalani perawatan, kata surat kabar itu.
Ancaman Mesir
Mesir mengancam untuk menangguhkan perjanjian damainya dengan Israel, jika pasukan Israel dikirim ke kota perbatasan Rafah yang padat dengan penduduk Gaza. Menurut pejabat Mesir, jika pertempuran terjadi di Rafah, maka akan terjadi penutupan rute pasokan bantuan utama di wilayah itu.