@Porostimur.com | Ambon : Sebagai pusat pemerintahan di Provinsi Maluku, Kota Ambon bisa dibilang memiliki tenaga buruh yang cukup banyak.
Sayangnya, kota yang sedang bergeliat sebagai kota musik dunia ini ternyata lengang dan sepi dari kegiatan perayaan Hari Buruh Internasional yang akrab dikenal dengan May Day, Selasa (1/5).
Hal ini dibenarkan salah satu anggota tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di Pelabuhan Yos Soedarso Ambon, Ramli, saat berhasil dikonfirmasi wartawan.
”Banyak kendala untuk buruh Pelabuhan Yos Soedarso Ambon. Salah satunya baju dan yang paling terpenting adalah asuransi. Saya sendiri pun 3 tahun bekerja tidak mendapatkan asuransi,” ujarnya.
Ternyata kondisi ini, akunya, juga dialami rekan-rekan seprofesinya yang lain.
Bahkan ada tenaga buruh yang sudah meninggal namun tidak mendapatkan bantuan apapun dari kantor dimana mereka bekerja.
”Sudah banyak teman kami yang meninggal tapi tidak mendaptkan asuransi, BPJS Ketenaga Kerjaan pun tidak diurus oleh kantor,” jelasnya.
Secara keseluruhan, jelasnya, jumlah tenaga buruh yang berktivitas dalam Pelabuhan Yos Soedarso Ambon hampir mencapai 1000 orang dan tersebar dalam 21 kelompok kerja.
Sayangnya, dengan banyaknya tenaga buruh yang dimiliki ini, tegasnya, sama sekali tidak mendapatkan atensi dari pemerintah, baik kota maupun provinsi.
”Setiap Hari Buruh Nasional, buruh di Pelabuhan Yos Soedarso mengambil inisiatif sendiri untuk langsung berangkat dengan budget sendiri untuk memperingati secara langsung bersama buruh se-Indonesia di Jakarta. Kami buruh di Kota Ambon tidak pernah merasakan bagimana memperingati Hari Buruh Nasional di provinsi sendiri, berbeda dengan di provinsi lain” sesalnya.
Dicontohkannya, seperti di Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kota Makassar, seluruh jajaran bahkan ormas-ormas dan mahasiswa pun memperingati Hari Buruh Nasional.
Melalui perayaan May Day ini, tambahnya, pihaknya sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah kota dan provinsi, khususnya untuk menerima bantuan layanan kesehatan, maupun dipermudah dalam melaksanakan kesehariannya sebagai tenaga buruh.
”Harapan ya, tidak dipersulit Pemerintah dalam pekerjaan,” singkatnya. (irfan pelupessy)