Setelah memimpin pembacaan Janji Prasetya JMSI, Teguh Santosa menyerahkan pataka JMSI kepada Bakri Remmang dan berpesan agar pataka itu dikibarkan di seluruh wilayah Sulawesi Selatan.
Sejauh ini JMSI Sulsel telah memiliki 15 perusahaan media siber sebagai anggota yang berasal dari Wajo, Soppeng, Luwuk Timur, dan Makassar.
Bupati Wajo Amran Mahmud dalam sambutannya mengapresiasi peranan JMSI Sulsel sebagai mitra strategis Pemkab Wajo.
Bagaimanapun, kata Bupati Amran, pemerintahan yang dipimpinnya membutuhkan saran dan kritik konstruktif dari masyarakat yang disampaikan pers.
Bupati juga menyinggung kerusakan yang diakibatkan hoax dan berpesan agar JMSI menjadi garda terdepan dalam memerangi hoax dengan pemberitaan yang faktual dan mengutamakan kepentingan publik.
Pantas Berkantor di Wajo

Dalam sambutannya Ketua Umum JMSI Teguh Santosa mengatakan, Wajo pantas menjadi kedudukan JMSI Sulsel. Pertama, katanya, karena perkembangan media siber yang pesat di Bumi La Maddukelleng itu.
Kedua, Wajo memiliki tradisi demokrasi yang kuat sejak dari masa Kerajaan Wajo. Hal ini sambungnya, tercermin dari nama Wajo sendiri.
“Wajo berarti bayang-bayang pohon Bajo. Di bawah pohon itulah pemimpin-pemimpin Bugis berkumpul dan bermusyawarah. Ini menandakan masyarakat Wajo demokratis dan egalitarian,” ujar Teguh sambil mengatakan sempat mendiskusikan sejarah Wajo itu dengan Bupati Wajo Amran Mahmud sebelum kegiatan dimulai.