Dia mengungkapkan pihaknya sudah biasa mengalami hal semacam ini. Sejak Anies dideklarasikan sebagai capres, hal seperti sudah mulai terjadi. Tidak cuma pembatalan akan tetapi juga teror dan intimidasi. Namun di sisi lain, dia melihat ini bentuk ketakutan atas arus besar perubahan yg semakin membesar dari waktu ke waktu. Willy menuturkan menerima kondisi ini sebagai bagian dari risiko perjuangan.
“Entah apa sebabnya. Apakah mereka tidak berkenan terhadap gagasan perubahan atau mereka merasa khawatir segala kuasa dan akses kesejahteraannya akan terganggu ketika gagasan perubahan diterima oleh publik secara luas. Padahal gagasan perubahan adalah membangun keadilan dan kemakmuran bersama. Jadi sebenarnya tidak ada yg perlu dikhawatirkan dengan gagasan perubahan itu,” paparnya.
Penjegalan Terang-terangan
Pakar politik UMY Ridho Al Hamdi mengatakan penjegalan seperti yang terjadi kepada paslon 01 sebetulnya kerap terjadi di setiap pemilu apalagi semakin mendekati jadwal pemilu. Namun pada tahun ini langkah-langkah tersebut secara terang-terangan dilakukan dan terekspos media.
“Sejak 2019 ini terjadi di beberapa titik tapi tidak sebanyak sekarang yang terekspos. Tahun ini karena memang tahun ini istilahnya 01 dan 03 tidak punya power atau sumber daya yang dibatasi,” paparnya.









